Rekrutmen Bersama BUMN, Ini Harapan Erick Thohir Kepada Milenial

Erick Thohir Menteri BUMN
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, adanya disrupsi digital dan teknologi telah membuat perubahan dan pergeseran jenis pekerjaan yang luar biasa signifikan. Menurutnya, ini juga yang melandasi adanya program rekrutmen bersama BUMN menyesuaikan dengan zamannya.

Kepemimpinan Perempuan di BUMN dan Cara BKI Lanjutkan Semangat Kartini

"Itulah kenapa kami di BUMN selain melakukan program perekrutan ini, kami juga terus menjaga fondasi daripada yang namanya talenta digital BUMN yang harus terus ditingkatkan," kata Erick dalam telekonferensi, Selasa 12 April 2022.

"Apalagi (talenta digital BUMN) hari ini jumlahnya baru 1 persen, padahal kita ingin mencapai 20 persen," ujarnya.

Kembangkan Produk Urea dan Amonia, Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei BFI

Menteri BUMN Erick Thohir buka 2.700 lowongan kerja di BUMN

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/Tangkapan layar

Erick menegaskan, inovasi adalah sebuah keharusan yang terjadi, karena saat ini semuanya sedang menghadapi knowlegde based economy atau ekonomi berbasis pengetahuan. 

Alasan Heerenveen Izinkan Nathan Tjoe-A-On Kembali ke Timnas Indonesia U-23

Pertumbuhan ekonomi itu terjadi karena hasil dari sumber daya manusianya, dan tidak hanya sekadar dari sumber daya alam ataupun market yang sangat besar.

Karena itu, Erick berharap bahwa para kalangan milenial yang berminat ikut ke dalam proses rekrutmen bersama BUMN kali ini, bisa menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi.

"Saya sangat berharap kepada milenial, bisa terus memastikan bahwa tulang punggung dari pertumbuhan ini ada di mereka. Jadi tentu merekanya sendiri harus menjadi bagian yang percaya bahwa ini merupakan keberlanjutan yang harus dilakukan sejak awal," kata Erick.

Dia menjelaskan, langkah ini diambil oleh Kementerian BUMN supaya kesempatan untuk menumbuhkan perekonomian nasional hingga 2045 mendatang tidak terlewatkan.

Sebab, menurutnya banyak contoh kasus di beberapa negara dunia yang memiliki potensi seperti Indonesia di tahun 1980-an, tidak mengambil langkah-langkah yang besar sehingga hari ini ekonominya kembali merosot.

"Dan kita akan menghadapi ini tentu di tahun 2038, ketika piramida kita mulai terbalik. Maka kita masih ada waktu. Karena itu penting sekali kita harus menjaga tidak hanya pertumbuhan ekonomi, tetapi memastikan talenta yang cakap, yang punya kapabilitas, tetapi juga punya karakter yang baik," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya