BI Ungkap Peran Ekonomi Syariah Menjaga Kestabilan Rupiah

Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI), Prijono dalam Webinar Infobank 'Peluang dan Tantangan Ekonomi Syariah'.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/Tangkapan layar

VIVA – Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI), Prijono menjelaskan, sistem ekonomi dan keuangan syariah memiliki peran yang penting dan sangat signifikan dalam mendukung tugas BI untuk menjaga kestabilan rupiah.

Dorong Ekosistem Ekonomi Keuangan Digital, BI Bali Gelar Baligivation Festival 2024

Upaya untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah itu juga dilihat melalui dua ukuran. Pertama adalah harga barang dan jasa dan kedua adalah nilai tukar rupiah itu sendiri.

"Untuk bisa mendukung hal tersebut, ekonomi syariah mempunyai peranan yang sangat signifikan," kata Prijono dalam telekonferensi di Webinar Infobank 'Peluang dan Tantangan Ekonomi Syariah', Kamis 14 April 2022.

Gubernur BI Proyeksikan Rupiah Baru Balik ke Rp 15.000-an pada Kuartal IV-2024

Ilustrasi rupiah

Photo :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

Untuk itu, dalam upaya untuk mengembangkan ekonomi keuangan syariah agar lebih maju, diperlukan transformasi yang bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama adalah dengan melakukan penguatan di sektor-sektor tertentu, seperti industri pengolahan, industri pertanian, dan lain sebagainya.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

"Tapi yang juga tidak kalah pentingnya adalah melalui ekonomi dan keuangan syariah. Kita bisa lihat bahwa barang-barang yang dihasilkan, yakni produk-produk halal yang membanjiri kita itu, justru banyak berasal dari luar negeri padahal masyarakat muslim kita sangat banyak," ujarnya.

Jika Ekonomi Syariah Berkembang Bisa Tambah Devisa Negara

Prijono menegaskan, apabila ekonomi syariah Indonesia bisa berkembang dengan lebih cepat, dimana kita bisa menghasilkan produk-produk halal yang nantinya juga kita konsumsi sendiri, maka hal itu bisa menjadi substitusi impor yang membawa keuntungan dari segi devisa.

"Dari satu aspek itu saja kita sudah bisa mengurangi devisa yang keluar. Nah, itu (peran sistem ekonomi dan keuangan syariah) yang sangat terkait erat dengan masalah nilai tukar," kata Prijono. 

Dia mengakui, hal-hal semacam itulah yang bisa dijadikan gambaran paling sederhana tentang betapa pentingnya ekonomi syariah bagi tujuan kinerja BI dalam menjaga stabilitas rupiah. Karenanya, untuk menuju ke arah tersebut, BI juga sudah mengeluarkan semacam blueprint atau visi yang sejalan dengan apa yang ada di dalam Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MESI).

"Dimana, di sana visinya yakni agar menjadi Indonesia yang madani, yang makmur, dan lain sebagainya, dengan menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah terkemuka di dunia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya