BI dan BIS Gelar Kompetisi soal Mata Uang Digital Bank Sentral

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA – Bank Indonesia (BI) dan Bank for International Settlements (BIS) Innovation Hub resmi meluncurkan G20 Techsprint Initiative 2022. Itu merupakan ajang kompetisi internasional untuk menggali inovasi berbasis teknologi yang berkesinambungan dalam memberikan solusi dari implementasi Mata Uang Digital Bank Sentral atau Central Bank Digital Currencies (CBDC).

Gubernur BI Proyeksikan Rupiah Baru Balik ke Rp 15.000-an pada Kuartal IV-2024

BI dan BIS membuka kompetisi ini untuk peserta di seluruh dunia, dengan tema kompetisi CBDC. Kompetisi itu dilaksanakan sebagai bagian dari side event Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 2022.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, Mata Uang Digital Bank Sentral atau CDBC  dapat dicapai dengan melalui pengakuan akan pentingnya pemahaman mengenai teknologi dan kolaborasi inklusif di antara negara-negara maju dan berkembang. Yang di mana hal itu sesuai dengan tujuan G20 Indonesia.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

“Dari G20 TechSprint 2022, kami bermaksud mendorong dan mengajak komunitas tingkat internasional untuk menyampaikan solusi yang paling praktis dalam merancang dan mengimplementasikan CBDC,” ujar Perry dalam telekonferensi, Senin 25 April 2022.

Gedung Bank Indonesia.

Photo :
  • VIVA/Andry Daud
Kinerja Industri Pengolahan RI Kuartal I-2024 Moncer, BI: Ada di Fase Ekspansi

Melalui kompetisi ini diharapkan dapat mengembangkan solusi baru dalam mengedarkan CBDC dan menggunakannya untuk keperluan keuangan inklusif. Selain itu juga diharapkan dapat melanjutkan keberhasilan inisiatif dalam pengaturan dan pengawasan kepatuhan serta solusi pembiayaan hijau pada tahun sebelumnya.

Ada tiga pokok tantangan dalam setiap kategori kompetisi. Pertama, membangun sarana yang efektif dan kuat dalam menerbitkan, mendistribusikan, dan mentransfer CBDC.

“Terdapat kebutuhan untuk mengoptimalkan berbagai proses. Kemampuan baru, seperti programabilitas uang, turut mendukung tersedianya layanan inovatif kepada pengguna,” jelasnya.

Kemudian kedua, mendukung inklusi keuangan di mana CBDC juga menawarkan kesempatan untuk memperdalam inklusi keuangan. Serta untuk mengatasi hambatan yang dihadapi oleh masyarakat yang belum memiliki rekening bank dan tidak terjangkau oleh bank.

Ketiga, meningkatkan interoperabilitas dengan CBDC dapat membantu meningkatkan dan mengaktifkan koneksi serta keterkaitan dalam sistem pembayaran, meningkatkan konektivitas dan interoperabilitas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya