Restrukturisasi Kredit BRI Kuartal I 2022 Turun Jadi Rp144,27 Triliun

Gedung BRI
Sumber :

VIVA – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat restrukturisasi kredit akibat dampak dari pandemi COVID-19 turun sebesar Rp103,75 triliun menjadi Rp144,27 triliun hingga akhir Maret atau kuartal I 2022.

UNS Kerjasama dengan BRI Gelar Program Desa Inspiratif

Direktur Utama BRI, Sunarso mengemukakan, restrukturisasi kredit pada periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp248,02 triliun.

“Kualitas kredit yang membaik tersebut disebabkan oleh restrukturisasi kredit yang terdampak COVID-19 yang saat ini terus menurun secara gradual. Hingga akhir maret 2022 restrukturisasi kredit yang terdampak COVID-19 menurun menjadi Rp144,27 triliun,” kata Sunarso dalam konferensi pers, Senin, 25 April 2022.

Tumbuh 11,7 Persen, BCA Bukukan Laba Bersih Rp 12,9 Triliun Kuartal I-2024

Direktur Utama BRI Sunarso.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia/tangkapan layar.

Selain itu, Sunarso menjelaskan bahwa BRI telah menyediakan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi risiko yang terjadi di masa depan. Dengan menyediakan Non Performing Loan (NPL) Coverage sebesar 276 persen. Meningkat dibandingkan NPL Coverage pada akhir Maret 2021 sebesar 231,17 persen.

Smart Finance Gandeng CBI Redam Risiko Kredit Macet

“Pencadangan yang sangat memadai tersebut dilakukan untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian kondisi ekonomi kedepan karena adanya perang Rusia-Ukraina, inflasi serta potensi kenaikan suku bunga yang akan terus dilanjutkan oleh the fed,” ungkapnya.

Sementara itu, BRI juga berhasil mencatatkan kinerja positif pada penghimpunan dana masyarakat atau Dana Pihak Ketiga (DPK) di kuartal I 2022. Dengan DPK tumbuh 7,39 persen menjadi Rp1.126,5 triliun.

“Itu didominasi oleh dana murah atau yang kita sebut CASA. Di mana secara tahunan CASA BRI meningkat sebesar 15,99 persen. Jika dirinci giro tumbuh 30,86 persen, tabungan tumbuh 10,17 persen,” jelasnya.

Sunarso mengatakan bahwa CASA di kuartal I 2022 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 58,91 persen.

“Dan kemudian kemampuan BRI untuk meningkatkan dana murah tersebut berdampak positif bagi bisnis perseroan yang semakin efisien,” imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya