- Tangkapan layar.
VIVA – Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menegaskan, pihaknya masih optimis bahwa investasi Tesla di Tanah Air masih bisa menjadi kenyataan.
Sebab, dia meyakini bahwa Tesla sendiri akan memperhitungkan segala keuntungan yang bakal diraihnya, jika mereka benar-benar jadi berinvestasi di Indonesia.
"Jadi ini kalau Tesla enggak masuk, Amerika akan disuplai oleh Eropa dan UK. Jadi pasti menurut saya secara geoekonomi, Tesla akan melihat ini sebagai sesuatu yang menarik untuk dikembangkan," kata Bahlil dalam telekonferensi, Rabu 27 April 2022.
"Itu lah seninya kita dalam bernegosiasi, jadi jangan terlalu cepat membuat keputusan (jadi atau tidaknya Tesla akan berinvestasi di Indonesia)," ujarnya.
Tarik Ulur Negosiasi Sejak Tahun Lalu
Dalam negosiasi antara pemerintah dan pihak Tesla sejak tahun lalu, dinamika tarik-ulur dan maju-mundur memang kerap terjadi. Dia bahkan menilai jika kabar yang menyebut bahwa Tesla sempat memutuskan untuk tidak jadi berinvestasi di Indonesia, adalah bagian dari strategi negosiasi itu sendiri.
"Dalam dunia usaha, negosiasi itu sebelum ada kata titik dan berakhir itu belum ada istilah selesai. Karena maju mundur di negosiasi itu adalah bagian strategi juga," kata Bahlil.
Hal itu menurut Bahlil mungkin saja terjadi karena tawaran dari pemerintah Indonesia awalnya dinilai kurang menjanjikan, sehingga membuat Tesla merasa kurang tertarik dan sempat mengisyaratkan untuk mundur.
Hal yang sama sebaliknya juga bisa terjadi, dimana mungkin saja pemerintah Indonesia menilai bahwa apa yang diinginkan oleh Tesla justru terlalu berlebihan sehingga sulit untuk diterima oleh pihak pemerintah.
"Atau mungkin saja waktu di awal tawarannya belum bagus, dan mungkin sekarang Tesla baru akan lihat FS-nya. Atau bahkan mungkin saja mereka itu permintaannya terlalu berlebihan dan Pak Luhut belum bisa memberikannya. Kan kita juga tidak bisa didikte oleh pengusaha. Jadi ini masalah strategi saja," ujarnya.
Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia
Selain Indonesia, tahun 2024 akan ada 64 negara yang juga menyelenggarakan pemilu. Sebagian besar Pemilu 2024 akan terjadi di Benua Eropa, dimana akan ada 19 negara yang
