Strategi Waskita Beton Bidik Kontrak Baru Tumbuh 30% pada 2022

Sejumlah pekerja saat menyelesaikan proyek infrastruktur. (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA/Septianda Perdana

VIVA – Anak usaha BUMN konstruksi PT Waskita Karya Tbk, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp1,38 triliun pada tahun 2021. Pendapatan ini disumbang oleh 3 lini bisnisnya. 

Menteri PUPR Sebut Operasi 7 Ruas Tol Fungsional Sukses Perlancar Arus Mudik Lebaran 2024

President Director WSBP, FX Poerbayu Ratsunu menjabarkan, sumber pendapatan itu adalah dari penjualan produk beton pra-cetak sebesar Rp772 Miliar. Kemudian, pendapatan dari segmen readymix sebesar Rp309 Miliar, dan pendapatan usaha jasa konstruksi sebesar Rp298 Miliar.

Dari hasil operasional WSBP berhasil membukukan laba bruto sebesar Rp307 Miliar, atau meningkat signifikan dibandingkan capaian di tahun 2020 di mana WSBP membukukan rugi bruto sebesar Rp53 Miliar. WSBP juga menekan angka rugi bersih menjadi Rp1,94 triliun, dari sebelumnya mengalami rugi bersih sebesar Rp4,29 Triliun pada 2020.

1,2 Juta Kendaraan Sudah Kembali ke Jabotabek

"Per 31 Desember 2021, WSBP juga mencatatkan total aset sebesar Rp6,88 Triliun, yang terdiri dari Aset Current sebesar Rp4,21 Triliun dan Aset Non Current sebesar Rp2,67 Triliun," kata Poerbayu dikutip dari keterangannya, Senin, 9 Mei 2022.

Pada 2021 menurutnya, WSBP juga melakukan restatement atas laporan keuangan Perusahaan periode sebelumnya. Hal ini dilakukan lantaran pada proses penyusunan laporan keuangan 2021. Bersamaan dengan proses PKPU dan penyusunan Proposal perdamaian, baik Perusahaan maupun kreditur memerlukan Laporan Keuangan yang akurat.

One Way di Tol Trans Jawa Berakhir, Arus Kendaraan di Tol Kalikangkung Semarang Kembali Normal

“Manajemen memandang perlu bagi WSBP memiliki laporan keuangan yang akurat dan dapat diandalkan sebagai dasar penyusunan proposal restrukturisasi keuangan,” tambahnya. 

“Tahun 2021 dan awal 2022 adalah periode krusial bagi WSBP untuk menyelesaikan restrukturisasi keuangan,” jelas Poerbayu. 

Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa setelah restrukturisasi diselesaikan, manajemen WSBP sangat optimis dapat membangkitkan kinerja WSBP dengan fundamental bisnis dan keuangan yang lebih sehat. 

Optimisme tersebut didorong oleh potensi pasar industri beton pra-cetak di Indonesia maupun global yang masih sangat besar.

Sementara itu pada 2022, WSBP menargetkan nilai kontrak baru dapat tumbuh sekitar 30 persen dibandingkan capaian 2021. Dalam jangka pendek, WSBP memiliki captive market menyuplai produk precast dan readymix ke proyek jalan tol Waskita Karya yang didanai oleh Penyertaan Modal Negara dari Pemerintah. 

“Sementara untuk 3-5 tahun ke depan ada potensi pasar dari pembangunan ibu kota negara baru (IKN),” sambungnya.

Per Maret 2022, WSBP berhasil membukukan beberapa proyek jalan tol besar. Di antaranya Proyek Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung, proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing seksi 2, dan Proyek Jalan Tol Ciawi-Sukabumi seksi 2. Untuk proyek di luar jalan tol, WSBP juga tengah berkontribusi dalam proyek Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas, Infrastruktur G20 hingga Proyek Manyar Smelter.

Selain itu, WSBP juga terus menggencarkan ekspansi ke pasar luar negeri terutama di Kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika. 

"Bersama dengan Waskita Karya selaku induk usaha, kami tengah menjajaki peluang proyek di beberapa negara di Afrika. "Kami optimis produk beton pra-cetak Indonesia akan mampu bersaing di pasar global,” tambahnya.

Foto udara pembangunan Jalan Tol Cibitung-Cilincing, Tambun, Kabupaten Bekasi.

Photo :
  • Antara Foto/Fakhri Hermansyah/aww.

Menurut Poerbayu, upaya ekspansi pasar WSBP dilaksanakan beriringan dengan penyempurnaan proses bisnis yang berkelanjutan. Sehingga rencana bisnis bisa terwujud dengan maksimal.

“Kami akan terus melanjutkan program digitalisasi dan efisiensi biaya operasional di setiap level. Kami yakin dua aspek tersebut akan dapat meningkatkan daya saing WSBP,” tutup Poerbayu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya