Sudah Dua Hari IHSG 'Kebakaran', Ini 4 Faktor Penyebabnya

IHSG Melemah
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa 10 Mei 2022 ditutup di level 6.819, melemah 89,95 poin atau 1,3 persen dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Dikutip dari RTI, perdagangan hari ini mencatat transaksi Rp23 triliun, dengan 26,86 miliar jumlah saham yang diperdagangkan.

IHSG Berpotensi Menguat dan Kembali Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Selain itu, pelaku pasar asing mencatatkan jual bersih (net sell) di seluruh pasar sebesar Rp3,24 triliun, di mana terdapat 162 saham menguat, 396 melemah, dan 140 lainnya terpantau mengalami stagnasi. 

Kondisi perdagangan hari ini mengikuti perdagangan pada Senin 9 Mei 2022 kemarin, dimana IHSG anjlok hingga 319 poin atau 4,42 persen usai melewati pekan panjang libur Lebaran 2022.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Baca juga: Niat Mencuri di Rumah Janda, Pria Ini Mendadak Cabul

Saat dihubungi, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi IHSG hingga mengalami penurunan seperti saat ini.

IHSG Dibayangi Pelemahan Meski Kinerja APBN Surplus

"Pertama adalah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang cukup agresif dalam menaikkan suku bunga, untuk mengurangi beban inflasi. Walaupun ujung-ujungnya akan terjadi resesi," kata Ibrahim saat dihubungi VIVA, Selasa 10 Mei 2022.

"Itu bisa kelihatan dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat di kuartal pertama yang terjadi kontraksi," ujarnya.

Faktor kedua menurut Ibrahim adalah kondisi Tiongkok yang juga cukup mengkhawatirkan, pasca-lockdown di Shanghai akibat kenaikan kasus COVID-19. Dia mengatakan, hal ini sudah terlihat dari rilis data infrastruktur, manufaktur, dan data pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang juga mengalami perlambatan.

"Ini indikasi yang sangat buruk bagi perekonomian global, karena perekonomian Tiongkok itu berpengaruh sekitar 18 persen terhadap pertumbuhan ekonomi global," kata Ibrahim.

IHSG.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Faktor ketiga yakni terkait perang di Ukraina, di mana pada pada 9 Mei 2022 kemarin Presiden Vlamidir Putin memberikan suatu pidato yang menyatakan bahwa NATO, Amerika Serikat, dan Inggris, merupakan salah satu ancaman terbaru bagi Rusia. 

"Hal ini juga mengindikasikan bahwa bisa saja akan terjadi perang dunia ketiga, tinggal tunggu waktu saja. Sehingga ini juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi global," ujar Ibrahim.

Faktor keempat, lanjut Ibrahim, adalah karena saham-saham teknologi berguguran. Hal itu terjadi akibat banyak negara yang sudah tidak lagi tertekan oleh kondisi pandemi COVID-19. Bahkan sebagian negara di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia, sudah banyak yang membuka diri dan menyatakan untuk melepas masker.

"Artinya, COVID-19 sudah dianggap tidak membahayakan karena hampir semua masyarakatnya sudah di vaksin. Ini yang mempengaruhi laju penurunan IHSG," kata Ibrahim.

"Tapi kemungkinan besar di hari Kamis besok IHSG akan kembali naik, bersamaan dengan rilis inflasi yang ekspektasinya kemungkinan besar hanya 8,1 persen, dibandingkan bulan sebelumnya yang 8,5 persen," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya