- ANTARA/Asep Fathulrahman
VIVA – Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan, ekonomi Indonesia pada kuartal II akan mencapai 4 persen hingga 4,5 persen secara year on year (yoy).
Hal itu didukung oleh pergerakan ekonomi saat libur panjang Lebaran serta diperbolehkannya masyarakat melaksanakan mudik. Dampaknya dinilai cukup besar kepada perekonomian nasional.
“Mudik lebaran akan dorong permintaan di berbagai sektor mulai dari jasa transportasi, pakaian jadi, makanan minuman, perhotelan hingga jasa telekomunikasi,” ujar Bhima saat dihubungi VIVA, Rabu 11 Mei 2022.
Sektor Pariwisata Tumbuh Lebih Tinggi
Bhima mengatakan, secara umum sektor pariwisata diperkirakan tumbuh jauh lebih tinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya. Karena, okupansi hotel berada di kisaran 80 persen, serta tempat rekreasi dan fasilitas pendukung wisata terdorong dengan momen mudik lebaran 2022 ini.
“Pada saat menggunakan jalan tol misalnya, belanja wisata sudah bisa tercatat di rest area. Warung makan dan toko yang menjual oleh-oleh ikut naik omzetnya. Terlebih fasilitas publik di rest area semakin baik,” terangnya.
“Kemudian ketika sampai ditempat tujuan mudik, pelaku perjalanan menyempatkan untuk berkunjung ke tempat wisata,” lanjutnya.
Selain itu, Bhima memperkirakan untuk total uang kartal yang beredar selama lebaran tumbuh sebesar Rp250 triliun atau naik 60 persen dibanding tahun sebelumnya.
Adapun pada Lebaran 2022, dampaknya telah dirasakan yaitu dengan pulihnya sektor transportasi yang sudah terlihat sebelum Ramadhan. Di mana penyaluran kredit modal kerja sektor transportasi di Januari 2022 tumbuh 9,5 persen yoy, lebih tinggi dari Januari 2021 yang hanya 5,9 persen yoy.
“Hal yang sama terjadi pada kredit investasi tumbuh 12,5 persen di periode yang sama. Pelaku usaha sektor jasa transportasi khususnya darat mulai ekspansi kembali dengan menambah armada, atau menambah rute serta frekuensi baru,” jelas Bhima.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia pada kuartal I 2022 tumbuh 5,01 persen secara tahunan (yoy). Tumbuhnya perekonomian nasional, disebabkan pulihnya ekonomi masyarakat setelah kasus COVID-19 yang mulai mereda.