Pasar Keuangan RI Masih Mampu Redam Dampak Konflik Rusia-Ukraina

Kepala BKF Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Pasar keuangan global ikut mengalami gejolak sejak konflik Rusia-Ukraina dimulai. Tren volatilitas pada pasar keuangan global pun kian meningkat.

Rasio Utang Pemerintah 2025 Ditargetkan Naik Jadi 40 Persen, Kemenkeu Buka Suara

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, performa pasar keuangan khususnya di negara-negara berkembang semakin terkoreksi atau menurun. Ekspansi ekonomi pun ikut terkoreksi.

"Hal tersebut juga masih menjadi risiko yang harus kita kelola dengan baik," kata Febrio dalam telekonferensi, Jumat 13 Mei 2022.

Rupiah Mulai Perkasa Seiring Meredanya Konflik Israel-Iran

Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Di sisi lain, Febrio menjelaskan bahwa tingkat suku bunga untuk rentang 10 tahun dalam US Dollar juga sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam dua bulan terakhir.

Airlangga Tegaskan Tak Hanya Rupiah yang Melemah, Won hingga Bath Juga Ambruk

"Dan dampaknya ini juga harus kita hadapi dan mitigasi," ujarnya

Pasar Saham Indonesia Masih Relatif Stabil 

Febrio memastikan bahwa Kementerian Keuangan juga akan terus melihat dan memantau bagaimana Indonesia cukup mampu mengurangi 'shock' tersebut dengan relatif lebih baik, dibandingkan dengan negara-negara lain.

"Misalnya dari bagaimana performance pasar saham itu terkontraksi di mayoritas negara-negara, namun untuk Indonesia kita masih relatif stabil," kata Febrio.

Demikian juga dengan nilai tukar Rupiah dan kenaikan tingkat suku bunga dari Surat Berharga Negara (SBN), yang menurutnya masih dapat terkelola dengan baik.

"Apalagi jika dibandingkan banyak negara lain yang yield-nya itu meningkat lebih tinggi daripada Indonesia, ketika menghadapi gejolak di pasar global tersebut," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya