Harga ICP Melambung, Sri Mulyani Ungkap Dampaknya ke Pertamina dan PLN

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi keuangan dari PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) saat ini menurun. Hal itu disebabkan dari kenaikan harga Indonesia Crude Price (ICP) atau harga minyak mentah Indonesia.

Di Amerika Serikat, Sri Mulyani Bertemu CEO MCC Bahas Transportasi Publik di RI

Adapun dalam hal ini Pertamina harus menanggung selisih antara harga jual eceran (HJE) dan harga keekonomian bahan bakar minyak (BBM). Maka dari itu Pertamina memerlukan dukungan dari Pemerintah.

“Maka tidak heran kita lihat arus kas operasional Pertamina semenjak Januari constantly negatif karena Pertamina harus menanggung perbedaan harga. Ini yang menyebabkan kondisi keuangan Pertamina menurun,” jelas Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Banggar DPR RI, Kamis, 19 Mei 2022.

Pakar Sebut Fakta Mengejutkan soal BBM Pertalite

Kemudian dengan kenaikan ICP yang meningkat signifikan itu, arus kas operasional Pertamina pada Maret 2022 negatif US$2,44 miliar. Melalui hal itu, jika tidak ada tambahan penerimaan dari Pemerintah, pada Desember 2022 arus kas Pertamina akan defisit US$12,98 miliar.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Photo :
  • Tangkapan layar Anisa Aulia/ VIVA.
Ada yang Berubah dari Pertalite di Papan Harga SPBU

Sementara itu, Ani mengatakan hal yang sama berlaku pada PLN. Karena jika dihitung melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), alokasi subsidi dengan realisasi harga keekonomian diperkirakan defisit sebesar Rp71,1 triliun.

“Saat ini PLN dan Pertamina karena ini sudah bulan Mei menjelang Juni dengan adanya defisit operasional ini mereka meminjam. Dan ini menyebabkan cost of fund mereka juga dalam situasi meningkat tentu tidak dalam situasi baik,” ujar Sri Mulyani.

Untuk PLN per 30 April 2022, telah menarik pinjaman sebesar Rp11,4 triliun dan akan melakukan penarikan pinjaman kembali di Mei dan Juni. Sehingga total penarikan pinjaman sampai dengan Juni menjadi Rp21,7 triliun-Rp24,7 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya