Cerita UMKM Usai Pendapatannya Naik Ikuti Program Pinky Movement

Program Pingky Movement Pertamina.
Sumber :
  • Dok. Pertamina

VIVA – Pendapatan UMKM diketahui alami peningkatan usai mengikutip program Pinky Movement yang dilakukan PT Pertamina. Sebab, program ini dinilai mampu untuk menjami keamanan dan ketersediaan pasokan LPG atau elpiji.

Pakar Sebut Fakta Mengejutkan soal BBM Pertalite

VP CSR & SMEPP PT Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan pada program Pinky Movement jumlah pembelian gas tanpa dibatasi, sehingga menyebabkan bisnis Mitra Binaan penggunan LPG nonsubsidi tak terkendala dan pendapatannya meningkat.

Hal itu, seperti yang disampaikan pula oleh Umar Fahrur Roji, pemilik Safira Studio/IB Ikdar yang berlokasi di Serang, Banten. Di mana sejak ikuti Pinky Movement ia melihat suplai LPG yang mudah dan ada di mana-mana.

Ada yang Berubah dari Pertalite di Papan Harga SPBU

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 20 Mei 2022: Global Loyo, Antam Meroket

"Konsumen mudah mendapatkannya tanpa antre seperti gas bersubsidi. Kami juga bisa menyetok lebih dari satu. Selain itu, gas LPG terasa lebih awet dan tahan lama dibandingkan gas LPG bersubsidi,” tutur Umar di Serang, Banten, Jumat 12 Mei 2022.

Sean Gelael dan Tim WRT 31 Paling Terdepan, Raih Posisi 1 di Imola

Umar mengikuti program Pinky Movement sejak awal Maret 2022. Ia memiliki jenis usaha industri sepatu dan general konstruksi untuk renovasi rumah dan bangunan baru. 

Selama pandemi, kata Umar, program Pertamina ini sangat membantu untuk pengembangan usaha sehingga pendapatannya terkerek. “Omzet per bulan kami di angka Rp30-60 juta. Sebelum ikut Pinky Movement omset kotor sekitar Rp10-15 juta per bulan,” jelasnya.

Adapun, Pertamina memperkenalkan program Pinky Movement sejak 2020. Program ini merupakan sebuah program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan sebagai upaya perluasan jaringan distribusi resmi produk LPG Non-Public Service Obligation (NPSO) atau nonsubsidi melalui pembiayaan dan pembinaan usaha dalam rangka mendukung dan memastikan penggunaan LPG yang tepat sasaran. 

Pada awal 2022, Pertamina memperkuat program ini dengan meluncurkan “New Pinky Movement”. Program ini sejak pertengahan Maret sudah memasuki fase pembinaan program. 

“Para Mitra Binaan diberikan kesempatan mengikuti pelatihan product knowledge Bright Gas, pelatihan tentang layanan home service produk retail Pertamina, pelatihan digitalisasi pembukuan atau arus kas, serta pelatihan e-commerce/modern digital marketing,” tutur Fajriyah.

Sejak program ini dijalankan sampai dengan 2021, Pinky Movement telah menyasar 293 outlet dan 544 usaha kecil pengguna LPG subsidi dengan total penyaluran mencapai lebih Rp54,2 miliar. 

Menarik ! Tabung Bright Gas berwarna Pink.

Photo :
  • U-Report

Fajriyah menjelaskan target program ini adalah pangkalan, outlet, toko pengecer LPG dan UMKM pengguna atau konsumen LPG. “Khususnya pengguna LPG PSO agar shifting ke produk non-PSO,” tegasnya.

Menurut Fajriyah, Mitra Binaan di segmen outlet dapat dikembangkan untuk menjadi point of sales maupun point of distribution bagi jaringan pemasaran LPG Pertamina. 

Adapun untuk UMKM dapat didorong agar dapat naik kelas sehingga usahanya dapat maju dan semakin berkembang serta menjadi konsumen loyal LPG non-PSO Pertamina. 

“Pagu pinjaman yang disediakan untuk segmen outlet antara Rp15-75 juta sementara bagi segmen non-outlet dan UMKM maksimal Rp250 juta,” jelasnya.

Sementara itu, Fajriyah menjelaskan target penyaluran untuk 2022 minimal 400 Mitra Binaan yang terdiri atas 249 segmen outlet dan sisanya sebanyak 151 dari segmen UMK. 

Calon penerima masih disyaratkan untuk memiliki agunan yang diutamakan berupa aset tetap dengan minimal nilai agunan satu kali nilai pinjaman yang diajukan.

“Sosialisasi New Pinky Movement dilakukan pada Februari 2022. Saat ini, sebanyak 80 persen program kemitraan di Pertamina Patra Niaga Regional adalah Pinky Movement. Setelah program pembinaan, diharapkan ada peningkatan jumlah aktif outlet atau pangkalan LPG dan UMK Pinky. Dari aspek bisnis, lewat program pembinaan diharapkan mampu mendongkrak Mitra Binaan menjadi UMK yang naik kelas. Minimal 30 persen dari Mitra Binaan Pinky Movement dapat naik kelas,” ujar Fajriyah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya