Kinerjanya Moncer, Saham BRI Diproyeksi Kinclong

Gedung BRI 1 / Bank BRI
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – Pemulihan ekonomi pasca-COVID-19, dan booming harga komoditas diprediksi akan mendorong performa perbankan Tanah Air. Fundamental sektor perbankan akan terdongkrak.

Safari Ramadan di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah 2.000 Paket Sembako

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta memproyeksikan, sektor perbankan akan mengalami kinerja kinclong. Berbagai indikator perbaikan ekonomi memperlihatkan pemulihan ekonomi itu terjadi saat ini.

Seperti riset S&P Global mencatat, indeks manufaktur atau PMI Indonesia sebesar 51,9 pada April 2022, naik dari posisi 51,3 pada bulan sebelumnya. Produksi manufaktur dan permintaan baru naik didorong oleh kondisi perekonomian di Indonesia telah bangkit.

BI Pastikan Masyarakat di Lebaran 2024 Dapat Uang Baru

Indonesia pun menikmati keuntungan booming harga komoditas. Hal ini lah yang membedakan Indonesia dengan ekonomi global yang kini tengah khawatir terjadinya stagflasi. Berbagai lembaga internasional juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen, lebih tinggi dibanding proyeksi ekonomi global yang di kisaran 3 persen.

Nafan meyakini kebutuhan likuiditas akan meningkat yang akan berdampak positif bagi perbankan. Seiring dengan ekspansi dunia usaha yang mendongkrak ekonomi Indonesia ke depan akan bertumbuh lebih tinggi dibanding situasi pandemi

Intip Cerita Desa Ibru Muaro Jambi, Pemenang Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Saat ini, lanjutnya, saham sektor perbankan Buku 4, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), menarik  untuk di koleksi. Dibanding berbagai bank digital, price to book value (PBV) bank raksasa masih jauh lebih kecil. 
menarik untuk di koleksi. 

"Pertumbuhan tinggi BRI pasti akan berlanjut. Valuasi pasti akan semakin terapresiasi, kata Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan, dikutip dari keterangannya, Sabtu, 21 Mei 2022.

Apalagi, Nafan menjelaskan, BBRI akan mendapatkan efek domino baik dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, maupun dari booming harga komoditas. 

Terlebih lagi BRI juga berbasis pembiayaan UMKM, dia menilai tahun ini kinerja BRI akan jauh lebih baik sebelumnya. Yang kala pandemi tidak hanya berhasil merestrukturisasi dan menyelamatkan UKM Indonesia, tapi juga mampu untuk bertumbuh pesat di tengah pandemi. 

"Waktu pandemi kan butuh restrukturisasi, kasihan mereka (nasabah) pinjaman menjalankan usaha dan harus didukung. Sekarang kita mengalami pemulihan ekonomi, sektor UMKM bisa semakin optimal," kata dia. 

Selain fundamental yang kuat BBRI juga memiliki kebijakan strategis yang menjadi sweetener bagi investor. Yaitu Resminya PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian menjadi anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebagai sebuah holding. 

"Selain fundamental, BBRI ada sentimen positif dengan adanya sinergi PNM dan Penggadaian. Kebijakan strategis ini sweetener bagi investor," kata dia. 

Seperti diketahui, performa BRI melesat 78,13 persen di kuartal I-2022 dan membukukan keuntungan Rp12,22 triliun. Tahun ini BBRI menargetkan keuntungan Rp45 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso

Photo :

Diketahui di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, BRI terus menorehkan prestasi tingkat dunia. BRI dinobatkan menjadi perusahaan publik terbesar di Indonesia dalam pemeringkatan Forbes 2022 Global 2000 World’s Largest Public Companies in Indonesia. 

Adapun secara internasional, BRI menempati ranking ke-349 dunia atau naik peringkat dari urutan ke-362 pada tahun lalu. Bank yang dipimpin Sunarso ini juga masuk ke dalam daftar World Best Banks 2022 versi Forbes.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya