Ekonomi Kuartal 1 Tumbuh 5,01 Persen, DRI: Didorong Kinerja Ekspor

Pertumbuhan Ekonomi
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Danareksa Research Institute (DRI) menganalisa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) selama kuartal I 2022 sebesar 5,01 persen karena dipengaruhi kinerja ekspor. Hal ini ditambah dengan pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat.

Harga Emas Hari Ini 25 April 2024: Produk Antam Melorot, Global Bervariasi

Kepala Ekonom DRI Rima Prama Artha menyampaikan, kenaikan harga komoditas yang tinggi mendukung kinerja perdagangan Indonesia. Untuk konsumsi rumah tangga tumbuh 4,34 persen year on year (yoy).

“Selain kondisi ekonomi yang lebih baik, angka pertumbuhan PDB ini juga dipengaruhi oleh low based effect pada kuartal I 2021. Di mana, PDB terkontraksi sebesar 0,70 persen yoy,” kata Rima dalam laporannya, Sabtu 21 Mei 2022.

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

Rima menyampaikan, dari semua sektor yang mencatat pertumbuhan positif untuk yang tertinggi ada di transportasi. Lalu, penyimpanan sebesar 15,79 persen yoy, penyediaan listrik dan gas 7,04 persen yoy. Kemudian, aktivitas akomodasi dan makanan minuman sebesar 6,56 persen yoy.

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Realisasi Investasi.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
8 Negara dengan Penurunan Tercepat di Asia

Selain itu, dari neraca perdagangan April 2022 yang tercatat surplus sebesar US$7,56 miliar. Hal itu didorong dari sektor non migas sebesar US$9,94 miliar. 

Sementara, migas tercatat defisit sebesar US$2,38 miliar dari bulan sebelumnya yang sebesar US$2,09 miliar. Penyebabnya karena kenaikan harga pada minyak dan gas.

“Peningkatan neraca perdagangan sektor non migas terutama disebabkan oleh membaiknya ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bahan bakar mineral termasuk batu bara, bijih logam, serta besi dan baja yang didukung oleh harga global yang masih tinggi," jelasnya.

Rima menjelaskan, untuk sektor migas yang mencatatkan defisit neraca perdagangan karena impor minyak meningkat utamanya karena menjelang hari raya Idul Fitri.

"Hal ini menyebabkan aktivitas manufaktur yang tinggi, seperti yang ditunjukkan oleh kenaikan Indeks PMI, dari 51,3 pada Maret 2022 menjadi 51,9 pada April 2022,” jelasnya.

Melalui hal itu, DRI memperkirakan, pada Mei 2022 diproyeksikan neraca perdagangan surplus mencapai US$6,16 miliar. Adapun nilai ekspor dan impor diprediksi meningkat sebesar 0,26 persen month on month (mom) dan 7,26 persen mom.

“Kenaikan harga komoditas, terutama batu bara, masih menjadi pendorong utama kenaikan ekspor," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya