Jokowi Optimistis Harga Minyak Goreng Turun dalam 2 Minggu

Presiden Jokowi saat kunjungi Pasar Muntilan, Magelang, jawa Tengah.
Sumber :
  • Twitter @jokowi

VIVA – Presiden Joko Widodo optimistis bahwa harga minyak goreng dalam dua pekan ke depan di pasaran akan turun sesuai dengan yang harga diharapkan pemerintah.

Bahlil Yakin Jokowi Mau Bertemu dengan Megawati: Tidak Perlu Grasah Grusuh

Hal itu disampaikan setelah diberlakukannya pelarangan ekspor minyak goreng beberapa waktu lalu. Di mana akibat dari pelarangan itu ketersediaan atau stok minyak goreng nasional diklaim pemerintah meningkat.

“Tapi ini kuncinya sudah ketemu, ini dalam seminggu, dua minggu, insyaallah yang namanya minyak goreng curah akan berada di harga Rp14.000 per liter,” kata Jokowi dari keterangan pada Sabtu 20 Mei 2022.

Luhut Sebut Apple Bakal Investasi Besar: Tim Cook Baru Sadar RI Potensial

Jokowi juga menegaskan, akan terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan ketersediaan dan harga minyak goreng di Tanah Air.

“Tadi saya cek di Pasar Muntilan, saya mampir di Pasar Muntilan tadi, cek harga berapa per liter Rp14.500. Besok saya mau cek di pasar-pasar yang lain, mungkin dalam waktu seminggu dua minggu saya kira semua pasar sudah harganya seperti itu,” jelasnya.

Bahlil Bocorkan Isi Pembicaraan Jokowi dan Tony Blair: Energi Baru hingga IKN

Selain itu, Jokowi menjelaskan bahwa sejak Januari 2022 telah terjadi kenaikan harga minyak goreng yang disebabkan adanya kenaikan harga internasional.

“Karena harga minyak goreng terutama di Eropa, di Amerika naiknya tinggi, harga di dalam negeri ketarik (naik harganya),” terangnya.

Dengan naiknya harga itu menurutnya produsen minyak goreng dalam negeri lebih memilih melakukan ekspor ke luar negeri, dibandingkan memasok kebutuhan dalam negeri. Sehingga dengan itu terjadi kenaikan kenaikan harga minyak di dalam negeri karena kelangkaan stok.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Presiden mengakui telah memutuskan beberapa kebijakan untuk mengatasi persoalan tersebut.

“Akhirnya saya setop, setop minyak goreng enggak boleh ekspor. Tetapi itu juga kebijakan yang tidak mudah,” ujarnya.

Presiden melanjutkan, setelah pelarangan ekspor yang dilakukannya harga tandan buah segar (TBS) jatuh di pasaran. Dari jatuhnya harga TBS terikat dengan 17 juta orang tenaga kerja, baik sebagai petani maupun pekerja.

“Negara ini mencari keseimbangan seperti itu tidak mudah, jangan dipikir gampang, tidak mudah. Begitu juga selain urusan petani, urusan pekerja di sawit, juga urusan income negara,” kata dia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya