Gubernur Olly Gandeng Inerco-Rotterdam Port Garap Pelabuhan Bitung

Ilustrasi bongkar muat di pelabuhan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dewi Fajriani

VIVA – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey terus menjaring investor untuk mengembangkan ekonomi daerahnya. Salah satunya dalam mengembangkan Pelabuhan Bitung yang sudah diproyeksi menjadi hub port International.

5 Negara yang Pasok Senjata Terbesar ke Israel untuk Lawan Iran, AS Jadi yang Terbesar

Hal itulah yang menjadi tujuannya menerima kedatangan Chief Executive Officer PT Inerco Global Int’l Hendrik Kawilarang Luntungan dan Director International Port of Rotterdam pada Jumat lalu.
 
Menurutnya, pertemuan itu membicarakan mengenai investasi membangun Integrated Bitung International Hub Port and Industrial Zone.

“PT Inerco Global International dan Rotterdam Port berkolaborasi bersama Pemerintah Provinsi Sulut untuk melakukan penjajakan,” beber CEO PT Inerco Global Int’l Hendrik Kawilarang Luntungan dikutip dari keterangannya, Minggu, 22 Mei 2021.

Di Depan Para Pengusaha Ritel, Airlangga Sebut Aturan Impor Bakal Direvisi

Da menjelaskan, studi kelayakan dalam kerja sama itu tahap finalisasi. Sehingga Direktur Port of Rotterdam Rene Van Der Plas datang langsung melihat lokasi di Bitung.

“Kerja sama ini dilakukan atas insiatif dan peran Gubernur Sulut Olly Dondokambey yang aktif mempromosikan Sulawesi Utara di pentas dunia,” ungkapnya.

BMKG Sebut Erupsi Gunung Ruang di Sulut Berpotensi Tsunami: Ada Catatan Sejarahnya

Ilustrasi seorang buruh melakukan bongkar muat di pelabuhan

Photo :
  • ANTARA/Maulana Surya Tri Utama

Seperti diketahui, Rotterdam adalah pelabuhan terbesar dan pintu masuk ekspor-impor untuk negara-negara di Eropa. Karena itu kerja sama ini diharapkan bisa membuat pelabuhan Bitung dapat berkembang dan menjadi pintu masuk perdagangan di Indonesia.

PT Inerco Global International dan Port of Rotterdam sendiri diketahui sudah bekerja sama selama 2 tahun dalam rangka melakukan studi kelayakan pembangunan International Hub Port Bitung. Hal itu melibatkan Pricewaterhouse Coopers.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya