Generasi Muda Bisa Investasi Sekalian Bantu Pembangunan, Ini Caranya

Ilustrasi arah investasi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia mendorong generasi muda agar dapat memulai investasi dengan cara yang bijak dan cerdas. Sebab hal tersebut dapat mendongkrak pembangunan ekonomi suatu bangsa dan mempercepat pencapaian agenda SDG atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

Head of Communication UNDP Indonesia Tomi Soetjipto mengatakan, tren investasi saat ini telah mencapai perubahan mendasar. Karena semua orang dapat memilih dan memutuskan instrumen mereka dengan cara yang paling nyaman. 

Melalui berbagai aplikasi investasi misalnya, semua orang dapat menginvestasikan uang mereka dalam hitungan detik. Namun demikian, perubahan tersebut tidak dibarengi dengan literasi keuangan tentang bagaimana memilih dengan bijak berdasarkan kredibilitas instrumen keuangan.

Luhut Sebut Apple Juga Sangat Tertarik Investasi di IKN

Menurut Tomi, Pemerintah Indonesia saat ini telah mengeluarkan berbagai instrumen keuangan yang melibatkan pembiayaan oleh publik, seperti SDGs Bond hingga Green Sukuk.

Instrumen keuangan tersebut, dikatakannya lebih aman dan bermanfaat karena dapat berkontribusi untuk negara, yakni digunakan untuk pembangunan berkelanjutan atau proyek-proyek yang ramah lingkungan, sesuai dengan standar internasional.

Luhut Sebut Apple Bakal Investasi Besar: Tim Cook Baru Sadar RI Potensial

“Banyak sekali duit anak muda hilang dengan mudahnya melalui skema investasi yang tidak aman. Sayang sekali, karena kemudahan investasi itu juga mudah juga hilangnya. Jadi, kita bicara bagaimana menarik investasi anak muda itu ke proyek-proyek pembangunan Indonesia,” kata Tomi webinar bertajuk 'Smart Investment for Smarter Generation', Selasa 24 Mei 2022.

Sementara itu, National Project Manager, Assist UNDP Indonesia, Nila Murti mengatakan, pihaknya sejak lama telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia terkait bagaimana mendorong generasi muda untuk dapat berinvestasi dengan cara bijak dan cerdas. Salah satunya dengan mendukung Kementerian Keuangan menerbitkan green sukuk, yang pada 2018 dikeluarkan oleh Pemerintah.

Nila menjelaskan, dukungan UNDP sejak penerbitan SDGs Bond maupun green sukuk dikategorikan menjadi tiga pilar. Pertama teknikal sistem, yakni penyusunan framework, pemilihan proyek-proyek yang sesuai dengan kriteria dalam framework, hingga memastikan proyek-proyek yang dibiayai memenuhi kriteria.

Kedua, capacity building, yakni sebagai proses meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan green sukuk maupun lainnya. 

“Serta ketiga, campaign dan advokasi. Kita melakukan kampanye terkait risiko dan kesadaran mengenai instrumen pembiayaan kepada generasi muda,” ujar dia.

https://susu-gedi.blogspot.com/2021/02/5-jenis-investasi-2021-modal-kecil.html

Photo :
  • U-Report

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan juga menjelaskan, sejak penerbitan green sukuk atau sukuk hijau mulai 2018 sampai 2020, berhasil mengurangi emisi 10,3 juta ton setara karbon dioksida.

Menurut Deni, investor milenial yang mulai berinvestasi pada Surat Berharga Negara (SBN) ini dapat membantu perekonomian agar pembiayaan pembangunan juga dapat lebih mandiri.

“Kalau teman-teman banyak yang bertanya kenapa Pemerintah utang terus, karena kita harapkan adanya semakin besar kontribusi dari investor domestik. Kenapa kita sasar generasi muda?,” ungkapnya.

“Karena harapannya milenial dari yang masih SMA atau kuliah, atau kerja, setelah mengetahui manfaat investasi, harapannya ke depan Indonesia bisa mendapat sumber pembiayaan jangka panjang dari domestik, tanpa tergantung dari investor asing," jelasnya.

Deni menuturkan, catatan pihaknya menunjukkan bahwa ada 40 persen generasi milenial telah menjadi investor retail domestik di Indonesia. Bahkan, ada sekitar 1 persen dari generasi z, yakni siswa SMA, juga sudah mulai untuk berinvestasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya