KB Bukopin Bantu 51 Investor Korsel di Indonesia hingga Kuartal I-2022

KB Bukopin.
Sumber :
  • Dokumentasi KB Bukopin.

VIVA – Penanaman modal asing (PMA) dapat memberikan dampak positif terhadap negara penerima investasi. Karena masuknya modal baru membantu mendanai berbagai sektor yang kekurangan dana, membuka lapangan kerja baru sehingga angka pengangguran dapat berkurang, dan meningkatkan pendapatan negara melalui pajak. 

Menko Airlangga Undang Pengusaha Singapura Kembangkan Bisnis di RI Lewat ISBF 2024

Dari segi aktivitas produksi pun ada pengaruhnya juga seperti seperti transfer di bagian manajemen, produksi, dan teknologi dalam produksi. Di sisi lain, berbagai layanan pun terus dikeluarkan oleh bank untuk mengakomodasi investasi-investasi asing.

Salah satunya, program Korean Link Business yang dikeluarkan KB Bukopin. Melalui berbagai produk dan layanan perbankan, program ekosistem korporasi di dunia bisnis ini dirancang untuk membantu perusahaan-perusahaan Korea yang beroperasi di Indonesia mengembangkan bisnis mereka.

Lalui Seleksi Ketat, 63 Reksa Dana Sabet Penghargaan Best Mutual Fund Awards 2024

Sejumlah Fasilitas yang disediakan seperti produk kredit (lending), simpanan (funding), bank garansi, serta fasilitas trade finance seperti letter of credit (LC). Hingga Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN), dan standby LC.

"Selain mengakomodasi pelaku usaha dan korporasi Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia, KB Bukopin yakin bahwa program Korean Link Business telah berhasil mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia," ujar Wakil Direktur Utama KB Bukopin Robby Mondong dikutip dari keterangannya, Selasa, 7 Juni 2022.

SMI Dapat Kontrak Penugasan Pemerintah Rp 825 Miliar, Siapkan Proyek Pembangunan di IKN

"Sekaligus memperkuat eksistensi KB Bukopin menuju bank terbesar di Indonesia dan global,” tambahnya.

KB Bukopin.

Photo :
  • Dokumentasi KB Bukopin.

Dia mengatakan, inisiasi ini didukung oleh KB Kookmin Bank dari Korea selaku Ultimate Shareholder. Saat ini, terdapat lebih dari 2.000 perusahaan asal Korea Selatan di Indonesia, baik skala besar maupun kecil. Dari jumlah itu, terdapat 190 perusahaan yang menjadi nasabah KB Kookmin di Korea Selatan. 

KB Bukopin mencatat hingga kuartal I-2022, Korean Link Business telah menjaring 51 korporasi Korea Selatan di Indonesia. 44 di antaranya dalam penghimpunan dana, serta 7 lainnya dalam penyaluran kredit dan trade finance

Nama-nama besar masuk ke dalam daftar itu, di antaranya Krakatau Posco, Lotte Group, LG Electronics, Hyundai, Hankook Tire, Lock&Lock, dan masih banyak lagi. Salah satu dukungan yang diberikan adalah pada Hyundai, pabrikan mobil asal Korea. 

Melalui cabang Palembang, KB Bukopin telah menjalin kerja sama dalam hal pembiayaan purchase order unit kendaraan ke ATPM Hyundai Indonesia. Saat ini, Hyundai merupakan pionir dari mobil listrik yang paling terjangkau bagi pasar Indonesia melalui produk Hyundai Kona dan Hyundai Ioniq. 

Berdasarkan data Gaikondo, model Battery Electric Vehicle (BEV) dari Hyundai mendominasi penjualan ritel dengan pangsa pasar hingga 87,3 persen. Dengan semakin berkembangnya mobil listrik di Indonesia, tentunya dampak ke KB Bukopin juga akan besar. 

Sebagai informasi, sejak Korean Link Business dijalankan pada kuartal I-2021, tingkat penghimpunan dana (funding) meningkat Rp6,3 triliun menjadi Rp7,8 triliun. Sementara penyaluran kredit sampai dengan 31 Desember 2021 telah mencapai Rp420 miliar.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BPKM, PMA mendominasi investasi langsung di Indonesia di awal tahun 2022. Sepanjang kuartal I-2022, tercatat realisasi investasi sebesar Rp 282,4 triliun, nilai tersebut tumbuh 28,5 persen secara tahunan atau 16,9 persen secara kuartalan. 

Capaian itu sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir. Secara komparatif, penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp135,2 triliun atau tumbuh 25,1 persen dibandingkan kuartal I-2021.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, hal ini adalah bukti bahwa kepercayaan investor terhadap Indonesia semakin kuat. 

"Global atau luar negeri sudah mulai nyaman dan sudah mulai yakin terhadap stabilitas kebijakan negara dalam mendorong investasi masuk ke Indonesia. Ini buktinya apa? Dibandingkan dengan kuartal IV-2021, itu tumbuhnya 31,8 persen,” ujar Bahlil beberapa waktu lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya