BUMN Bikin Vaksin, Erick Thohir: RI Tak Boleh Jadi Fakir Kesehatan

Menteri BUMN Erick Thohir.
Sumber :
  • istimewa.

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, saat ini PT Bio Farma (Persero) tengah melakukan uji klinis vaksin COVID-19 fase tiga atau fase akhir. Sejumlah teknologi baru di bidang kesehatan pun digunakan.

Ramalan Zodiak Jum’at 19 April 2024, Sagitarius: Teman dekat Mungkin Mengkhianatimu

Hal itu seiring berhasilnya vaksin berplatform protein rekombinan tersebut melalui uji klinis fase 2. Dengan hasil yang lebih baik dari vaksin COVID-19 dengan platform inactivated virus.

"Hari ini sudah mulai masuk uji klinis fase tiga untuk penggunaan vaksin COVID-19 BUMN sebagai vaksin primer. Setelah ini kita dorong untuk booster, kita dorong juga untuk adaptasi teknologi lain, apakah itu teknologi mRNA atau viral vector," kata Erick dalam keterangan tertulis, Kamis 9 Juni 2022.

HUT Ke-61, Taspen Tegaskan Komitmen Genjot Kesejahteraan Masyarakat

Erick menjelaskan, pada tahap uji klinis fase tiga ini, pihaknya sudah menyiapkan kapasitas produksi hingga 250 juta dosis per tahun. "Jika lolos uji klinis, Bio Farma siap memproduksi massal vaksin BUMN dan didistribusikan secara merata ke seluruh Indonesia," ujarnya.

Ke depannya, lanjut Erick, setelah memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri, bukan tidak mungkin Indonesia akan mengekspor vaksin untuk negara lain yang membutuhkan. Sebab, di beberapa negara di dunia ketersediaan vaksin masih menjadi kendala.

BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan: Benar, Kami Belum Memiliki Kecukupan Dana

Logo baru Kementerian BUMN

Photo :
  • Istimewa

Rasio vaksin di lebih dari 30 negara hingga saat ini masih kurang dari sepuluh persen. Bagi Erick, produksi vaksin BUMN tak hanya memperkuat ketahanan kesehatan nasional, melainkan juga membangun kekuatan diplomasi luar negeri dan peningkatan ekspor.

"Karena itu, kita berharap uji klinis fase 3 berjalan lancar dan segera memperoleh EUA dari BPOM. Selain itu, kita masih perlu melanjutkan prosesnya untuk memperoleh EUL dari WHO," kata Erick.

Erick menyampaikan terima kasih atas dukungan BPOM, Kemenkes, Undip, dan akademisi, dalam pengembangan vaksin BUMN. Melalui kolaborasi antarkementerian, lembaga, serta dukungan dari akademisi, Erick optimistis Indonesia bisa memproduksi massal vaksin COVID-19.

"Kita tidak ingin Indonesia menjadi fakir dalam sains dan teknologi kesehatan modern. Perang melawan pandemi, memberikan kita banyak pelajaran berharga, yang paling utama, jangan sampai nasib ketahanan kesehatan kita bergantung pada bangsa lain," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya