Gapgindo Siap Genjot Gula Tebu di Indonesia Sesuai Arahan Jokowi

Ilustrasi/Tanaman tebu
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

VIVA – Para investor mendukung penuh imbauan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggenjot investasi pabrik gula berbasis tebu. Bahkan, para investor ini merespon positif ajakan Presiden Jokowi baik investor dalam negeri maupun luar negeri. 

PM Singapura akan Temui Jokowi Pekan Depan, Bahas Energi Hingga IKN

Koordinator Munas I GAPGINDO, Syukur Iwantoro menjelaskan para investor ini berinvestasi membangun pabrik gula baru dan berteknologi modern berbasis tebu di Indonesia. Menurut dia, pabrik gula mulai beroperasi dalam kurun 2 sampai 3 tahun terakhir.

Kelima pabrik gula baru antara lain PT. Rejoso Manis Indo di Kabupaten Blitar dan PT. Kebun Tebu Mas di Lamongan, Jawa Timur. Lalu, PT. Pratama Nusantara Sakti di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan; PT. Muria Sumba Manis di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur; dan PT. Prima Alam Gemilang di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. 

PDIP Tak Mau Pusing Mikirin Jokowi dan Gibran yang 'Bakar' Rumahnya Sendiri

Ilustrasi makanan mengandung gula.

Photo :
  • U-Report

“Total investasi yang dibenamkan kelima pabrik gula mencapai Rp20 triliun. Kelima pabrik gula rata-rata memiliki kapasitas giling tebu terpasang antara 8.000 - 12.000 ton per hari selama lima bulan musim panen atau musim tebang tebu setiap tahunnya,” kata Syukur di Jakarta pada Kamis, 9 Juni 2022.

Menlu Singapura Bertemu Jokowi di Istana Negara, Ini yang Dibahas

Diperkirakan, kata Syukur, kelima pabrik gula beroperasi maksimal sesuai kapasitas giling terpasang pada 2024. Dengan tingkat rendemen antara 8 – 9 persen, kelima pabrik gula bisa memberikan kontribusi produksi gula kristal putih sekitar 600 ribu ton atau 20 persen dari produksi gula nasional. 

“Dengan tingkat rendemen antara 7 – 8,5 persen, pada musim giling tahun 2022 ini, kelima pabrik diharapkan bisa memproduksi gula sebanyak 325 ribu ton. Sejauh ini, kelima pabrik menyerap tenaga kerja 40 ribu orang,” jelas dia.

Selama proses pembangunan sampai mulai berproduksi, Syukur menjelaskan kelima pabrik gula dipertemukan oleh kesamaan chemistry dan visi ke depan untuk bisa berkontribusi secara nyata bagi bangsa. Terutama, mendukung program pemerintah memenuhi kebutuhan gula nasional dari produksi domestik. 

“Ini bisa dilakukan melalui berbagai inovasi teknologi, baik di tingkat on farm maupun off farm. Di level on farm seperti penataan sistem irigasi, perbenihan, teknologi budidaya, dan penanganan panen tebu. Sedangkan, di off farm melalui diversifikasi produk secara vertical dan proses produksi yang aman serta ramah lingkungan,” ujarnya.

Selain itu, Syukur menyebut kelima pabrik gula ini juga berbasis sumber daya (resources based) rata-rata dibangun di wilayah terpencil. Kendala utama yang ditemui adalah terbatasnya infrastruktur pendukung, terutama infastruktur fisik.

“Untuk memastikan capaian visi besar di atas, kelima pabrik gula baru berinisiatif mendirikan wadah bersama yaitu Gabungan Produsen Gula Indonesia atau disingkat GAPGINDO,” ucapnya.

Ke depan, ia berharap GAPGINDO terbuka bagi pabrik gula lain yang mempunyai visi yang sama untuk bergabung. Selain wadah mewujudkan visi, GAPGINDO juga akan menjadi mitra strategis pemerintah dalam merajut asa, yakni membangun kembali kejayaan pergulaan di Bumi Nusantara. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya