Pemerintah RI Perluas Pasar Ekspor CPO dan Minyak Goreng ke Pakistan

Minyak goreng curah di Pasar Palmerah, Jakarta Barat.
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito

VIVA – Pemerintah memperluas pasar ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), dan minyak goreng sawit. Hal itu dilakukan dengan langkah strategis ekspor ke Pakistan.

Ancaman Mengerikan dari Presiden Iran Jika Israel Lakukan Hal Ini

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, ekspor itu dilakukan sebagai upaya Indonesia dan Pakistan untuk terus meningkatkan kerja sama ekonomi yang komprehensif. Sehingga, dapat memacu pertumbuhan ekonomi kedua negara.

“Pemerintah telah memutuskan membuka ekspor minyak goreng kembali, setelah melihat kondisi pasokan yang terpenuhi di pasar domestik dan penurunan harga minyak goreng curah saat ini. Oleh karenanya, Pakistan bisa menjadi pasar yang potensial,” kata Agus dari keterangan, Selasa, 14 Juni 2022.

Soal Utang Rafaksi Minyak Goreng ke Pengusaha, Kemendag: Mudah-mudahan Mei Selesai

Agus menjelaskan, Pemerintah saat ini sedang menjalankan percepatan distribusi CPO, refined bleached deodorized palm oil (RBDPO), dan used cooking oil (UCO). Melalui ekspor sejak 7 Juni-31 Juli 2022.

“Hal ini dalam rangka optimalisasi dan stabilisasi produksi dan rantai perdagangan CPO, RBDPO, dan UCO,” ujarnya.

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Photo :
  • Dok. Kemenperin

Adapun program itu berlaku untuk seluruh eksportir, dengan alokasi ekspor yang ditetapkan sebesar 1 juta ton. Untuk setiap eksportir yang mengikuti program tersebut diberikan alokasi paling sedikit 10 ton kelipatannya.

“Saya yakin terbitnya regulasi terkait ini dapat mempercepat impor CPO dan turunannya ke Pakistan,” jelas Agus.

Selain itu, dengan pertemuan bilateral antara Indonesia dan Pakistan ini diharapkan akan memperluas hubungan kerja sama kedua negara di bidang ekonomi. Dalam hal ini dengan kelanjutan perundingan Indonesia-Pakistan Trade in Goods Agreement (IP-TIGA).

Lebih lanjut, Agus optimis dengan peningkatan kerja sama di sektor industri dengan Pakistan akan mendongkrak ekspor nasional. Karena total perdagangan kedua negara tercatat positif sebesar 6,65 persen selama 2017-2021. Dan mencatat pertumbuhan positif sebesar 41,77 persen di 2021-2022.

“Minyak sawit dan minyak sawit mentah adalah produk dengan potensi ekspor terbesar dari Indonesia ke Pakistan,” ungkapnya.

Sementara untuk komoditas lain yang menjadi andalan ekspor Indonesia ke Pakistan diantaranya, serat stapel rayon viscose, mobil dan kendaraan bermotor lainnya. Kemudian gearbox dan bagiannya, serta kertas uncoated, dan kertas karton.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya