Sehatkan Keuangan, Energi Listrik di Pesawat Garuda Akan Dihemat

Pesawat Garuda Indonesia jenis B777-300 ER.
Sumber :
  • Dok. Garuda Indonesia

VIVA – Upaya penyelamatan bisnis dan penyehatan keuangan Garuda Indonesia bakal terus dipacu sampai ke titik maksimal. Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, selain menyelesaikan utang masa lalu, Kementerian BUMN bahkan telah bernegosiasi dengan pihak Lessor terkait penghematan pada beban penggunaan energi listrik di pesawat pada masa mendatang.

Kementerian ESDM Ajak Masyarakat Konversi Motor BBM ke Listrik Gratis, Begini Caranya

Menurutnya, penghematan energi listrik di pesawat bisa mengurangi biaya yang cukup signifikan. 

"Beberapa contoh (upaya) yang cukup ekstrem, di pesawat-pesawat berbadan lebar untuk penerbangan luar negeri seperti pesawat A330 300, (beban penggunaan) listriknya menurun dari US$1,1 juta menjadi US$388 ribu, atau sekitar 65 persen," kata Kartika dalam konferensi pers, Selasa 28 Juni 2022.

Pertamina Patra Niaga Beberkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia di Hannover Messe 2024

Presiden Jokowi terbang ke tiga negara pakai Garuda Indonesia.

Photo :
  • Biro Pres dan Media Istana Kepresidenan / Agus Suparto

Hal serupa juga dilakukan untuk pesawat jenis Boeing 777, atau serupa dengan yang kemarin dipakai Presiden Jokowi saat melakukan lawatan ke Eropa. 

Jajaki Potensi Blok Migas Internasional, Pertamina Gandeng ENI

"Di mana listriknya (Boeing 777) menjadi yang paling mahal mencapai US$1,57 juta, namun sekarang turun menjadi US$484 ribu atau sekitar 69 persen," ujarnya.

Kertika menilai strategi ini menjadi sebuah prestasi yang sangat baik bagi Garuda Indonesia. Upayanya tidak hanya memotong utang di masa lalu, melainkan juga menurunkan biaya listrik ke depan. 

"Sehingga listrik kita bisa setingkat dengan rata-rata listrik dari airlines-airlines lain di dunia," ujar Kartika.

Dia mengakui, sebelum era COVID-19, biaya listrik Garuda termasuk salah satu yang termahal di dunia. Karenanya, proses penghematan semacam ini tentunya akan dijadikan dasar, supaya ke depannya keuangan Garuda lebih sehat dan lebih bisa menghasilkan profitabilitas.

"Jadi saya rasa ini effort yang luar biasa, di mana hampir delapan bulan pihak manajemen bernegosiasi dengan para Lessor sehingga bisa mencapai hasil yang baik untuk penggunaan listrik ke depannya," kata Kartika.

Sementara untuk utang di masa lalu, Garuda diakuinya telah mendapatkan pengurangan utang sebesar 81 persen. Sehingga utang itu secara net percent value turun sebesar 81 persen.

"Walaupun kalau kita gunakan nominal value turunnya hingga 50 persen. Jadi ini adalah dua hal yang terpisah. Karena sebagaimana kita sampaikan tadi, sebagai contoh, utang dengan bank Himbara itu kita panjangkan (tenornya), namun persentasenya lebih rendah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya