HUT ke-49, BUMI Komitmen Jalankan Bisnis dengan Prinsip ESG

Presiden Direktur BUMI, Adika Nuraga Bakrie.
Sumber :
  • Dok. BUMI

VIVA – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tepat berusia 49 tahun pada tanggal 26 Juni 2022. Presiden Direktur BUMI, Adika Nuraga Bakrie mengatakan, jika dilihat kembali dua tahun ke belakang, pandemi COVID-19 telah merobohkan semua sendi-sendi ekonomi semua negara, tidak terkecuali di bisnis pertambangan batu bara.

IPK 2,77 dan Lulusan ITB, Ridwan Kamil: Saya Pasti Enggak Bisa Kerja di KAI, tapi Buktinya...

"Namun, karena kegigihan yang tinggi dari manajemen dan segenap karyawan, BUMI berhasil melaluinya dengan sukses dan bahkan menempatkan perseroan pada posisi yang lebih baik dari sebelumnya," kata Adika dikutip dalam keterangannya, Selasa 28 Juni 2022.

Adika menambahkan, di tahun 2021, pertumbuhan industri batu bara meningkat siginifikan dan memberikan kontribusi kepada pemulihan kinerja perseroan. Keberhasilan ini tentunya tak lepas dari tata kelola bisnis yang efektif dan strategis, yang dijalankan oleh perseroan.

Kapan Bumi Kiamat?

"Karenanya, BUMI patut berbangga dapat memberikan kinerja yang luar biasa dan membuktikan dirinya sebagai perusahaan tambang terdepan di Indonesia," ujarnya.

Kegiatan kelompok usaha PT Bumi Resources Tbk.

Photo :
  • Bumi Resources
BRI Cetak Laba Rp 15,98 Triliun di Kuartal I-2024, Penyaluran Kredit Tembus Rp 1.308 Triliun

Adika menegaskan, dengan semangat baru, BUMI menatap masa depan dengan penuh optimis. BUMI diyakininya akan menjalankan bisnis dengan manajemen dan tata kelola yang lebih baik, terutama dengan prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social and Governance).

"Sebagai bagian dari perusahaan penggerak energi di dunia, BUMI juga turut memikirkan akan kebutuhan energi di masa depan atau sering kita dengar dengan sebutan Green Energy," ujarnya.

Diketahui, perusahaan yang didirikan pada 26 Juni 1973 dengan nama PT Bumi Modern ini bergerak di bidang perhotelan dan pariwisata, hingga di tahun 1990 melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Jakarta. Kemudian di tahun 1998, BUMI mengubah bisnis utamanya menjadi di bidang minyak, gas alam, dan pertambangan. Di mana, pada tahun 2000 nama perseroan berubah menjadi PT Bumi Resources Tbk hingga saat ini.

Seiring berjalannya waktu, BUMI mengalami pasang surut dalam menjalankan bisnisnya. BUMI berhasil mengakuisisi PT Arutmin Indonesia (Arutmin) di tahun 2001 dan PT Kaltim Prima Coal (KPC) di tahun 2003. Keikutsertaan Tata Power dalam kepemilikan saham di KPC dan Arutmin berikutnya di tahun 2007, membuat BUMI lebih baik dalam prestasinya.

BUMI juga berhasil mendiversifikasi diri dengan merambah ke pertambangan mineral hingga berkembang dan berdiri sendiri menjadi PT Bumi Resources Minerals Tbk. Namun di tahun 2008 dan 2013, kala krisis keuangan melanda dunia, termasuk Indonesia, BUMI sebagai perusahaan tambang terbesar di negeri ini juga harus menghadapi berbagai kendala dalam menjalankan roda bisnisnya.

Berbagai metode dan tahapan dilalui perseroan untuk menghadapi krisis, hingga di tahun 2016, BUMI harus melakukan restruksisasi utangnya demi keberlangsungan usaha yang lebih baik di masa depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya