- fimela.com
VIVA Bisnis – Investasi Telkomsel ke PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), sampai saat masih menjadi polemik dan dipermasalahkan oleh sejumlah pihak. Hal itu terkait dengan adanya isu-isu mengenai konflik kepentingan, yang dihubung-hubungkan dengan aksi korporasi Telkomsel ke GoTo tersebut.
Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Muchlis Ainur Rofik menegaskan, jelas ada pihak-pihak tertentu yang memang sengaja mempolitisasi langkah bisnis, berupa investasi yang dilakukan oleh anak usaha Telkom itu.
"Ini jelas yang terjadi adalah usaha menggiring, mempolitisasi, membawa ini ke ranah politik," kata Muchlis dalam telekonferensi, Selasa 12 Juli 2022.
Baca juga: Groundbreaking Akhir Juli, Komplek Istana di IKN Butuh Rp6 Triliun
Namun, Muchlis memastikan bahwa mereka-mereka yang berupaya melakukan politisasi terhadap isu tersebut, jelas mengabaikan fakta-fakta penting. Di mana, langkah bisnis Telkomsel berinvestasi ke GoTo ini adalah murni bisnis antara swasta ke swasta.
"Dan itu sudah dilakukan di banyak negara, antara Telko dengan perusahaan-perusahaan digital," ujarnya.
Padahal, lanjut Muchlis, dengan masuknya investasi Telkomsel ke GoTo itu, maka artinya hal tersebut telah membuka ruang bagi publik berpartisipasi dan ikut terlibat. Sehingga, mereka juga bisa ikut mengawasi, dengan ikut membeli saham dan lain sebagainya.
"Edukasi semacam inilah yang jelas-jelas diabaikan oleh sekelompok kepentingan yang ada di DPR sekarang, untuk membawa masalah ini ke politik. Jadi memang rawan sekali isu-isu yang agak subtil di dalam bisnis ini untuk dipolitisasi," kaga Muchlis.
Terlebih, Muchlis menilai bahwa sosok seorang Menteri yang dianggap sebagai 'Rising Star', dan dinilai terlibat dalam aksi korporasi anak usaha BUMN itu, merupakan titik utama dari konflik kepentingan yang dimaksud. Sebab, kebetulan ada saudara dari menteri tersebut, yang berada di posisi komisaris dari perusahaan yang terlibat di dalam proses bisnis ini.
"Jadi betul ini memang politisasi menuju 2024. Karena saya juga aktif di Twitter, sehingga ikut terus memantau isu terkait Telkomsel dan GoTo ini. Dan akun-akun yang berada di balik ramainya isu ini adalah dari mereka yang memang punya agenda politik," kata Muchlis.
"Misalnya dalam posisi sebagai oposisi atau mantan dari jabatan-jabatan tertentu, yang memang punya agenda tertentu. Jadi lepas dari aspek-aspek positif yang melingkupi transaksi ini, itu mereka mencari sisi negatifnya. Kalau perlu digoreng karena ada agenda politik itu tadi," ujarnya.