Pemerintah Naikkan Proyeksi Inflasi 2022 Jadi 4,5 Persen

Kepala BKF Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.
Sumber :
  • istimewa

VIVA Bisnis – Pemerintah menaikkan asumsi inflasi Indonesia di 2022 pada kisaran 3,5 persen-4,5 persen. Di mana sebelumnya diperkirakan hanya 2 persen hingga 4 persen.

Daftar Harga Pangan 19 April 2024: Bawang hingga Telur Naik

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, asumsi itu dinaikkan Pemerintah karena kenaikan harga komoditas di pasar global terutama harga energi dan pangan.

"Terkait laporan pelaksanaan APBN semester satu laju inflasi 2022 diperkirakan 3,5 persen-4,5 persen. Ini memang lebih tinggi dari proyeksi awal APBN 2022, ini tentu sangat terkait kenaikan harga komoditas di pasar global," ujar Febrio dalam APBN KITA periode Juni dikutip, Jumat, 29 Juli 2022.

Sri Mulyani Bertemu Menkeu Selandia Baru, Ini yang Dibahas

Inflasi Sepanjang 2017 Tetap Stabil

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Febrio mengatakan, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terus mewaspadai dan memantau tekanan pada harga komoditas global saat ini. Sekaligus memastikan agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dapat berperan sebagai shock absorber atau peredam dari gejolak yang tengah terjadi.

Kesaksian Menkeu soal Bansos di MK Dinilai Banyak yang Tak Sesuai Fakta di Lapangan

"Kita menjaga daya beli masyarakat dan memastikan momentum pemulihan ekonomi terus terjaga. Menjaga daya beli masyarakat akan tercermin di angka inflasi yang terjaga dibandingkan banyak negara," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kenaikan harga komoditas energi dan pangan telah mendorong kenaikan inflasi di berbagai negara. Utamanya inflasi terjadi di negara maju.

Menkeu Sri Mulyani.

Photo :
  • Anisa Aulia/VIVA.

"Negara-negara maju yang memang mereka tidak mengatur harga energi  maupun harga pangan, sehingga shock yang terjadi di dalam energi dan pangan langsung di pass through ke dalam perekonomiannya. Dan itu terefleksikan dengan kenaikan  inflasi di negara-negara seperti AS, Eropa dan Inggris," jelasnya.

Sri Mulyani menjelaskan, untuk Inggris saat ini inflasi belum turun dan ada di posisi 9,4 persen. AS inflasi yang sebelumnya di 8,4 persen saat ini melonjak di 9,1 persen.

"Eropa pun juga sama sekarang inflasinya memuncak di 8,6. Ini adalah negara-negara Eropa yang biasanya inflasinya itu 0 persen atau mendekati 0. Sehingga kenaikan sampai delapan kali lipat merupakan suatu shock di dalam perekonomian mereka," terangnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya