- M Yudha P/VIVA.co.id
VIVA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan laba bersih Rp8,8 triliun di Semester I-2022.
"Atau tumbuh 75,1 persen secara year-on-year (yoy)," kata Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, dalam telekonferensi, Jumat 29 Juli 2022.
Royke menambahkan, selama kuartal II-2022 BNI telah menyalurkan pencairan kredit Rp74,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan kuartal II-2021 yang mencapai Rp 59,3 triliun. Pencairan kredit di kuartal II-2022 ini utamanya disalurkan kepada top tier debitur korporasi.
Sehingga, akselerasi penyaluran kredit ini menjadikan pembiayaan ke segmen Korporasi Swasta tumbuh 14,7 persen (yoy) menjadi Rp205,3 triliun. Sementara segmen large commercial tumbuh 31,2 persen (yoy) menjadi Rp48,5 triliun.
Selain itu, segmen small juga tumbuh 10,2 persen (yoy) dengan nilai kredit Rp100,2 triliun.
"Sehingga secara keseluruhan, kredit di sektor business banking ini tumbuh 7,7 persen (yoy) menjadi Rp512,3 triliun," ujarnya.
Royke menjelaskan, sektor ekonomi yang dibidik di segmen business banking adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan, serta telekomunikasi.
"BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan," kata Royke.
Dari sisi kredit konsumer, BNI mencetak kinerja positif di bisnis kredit payroll dengan pertumbuhan 19,6 persen (yoy) menjadi Rp39,1 triliun, dan kredit pemilikan rumah yang tumbuh 7,6 persen (yoy) menjadi Rp51,2 triliun.
Royke berharap, tren kinerja ekonomi pada semester II-2022 akan kembali membuat fungsi intermediasi dan kinerja BNI semakin kuat. Dengan semakin kuatnya potensi pertumbuhan debitur green banking, lanjut Royke, BNI optimistis pertumbuhan kredit sampai akhir tahun 2022 yakni antara 7-10 persen.
"Dengan tren pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, dan transformasi yang kami lakukan sudah mulai menunjukkan hasil, maka kami pun berharap laba tahun ini mampu menembus rekor laba tertinggi sepanjang sejarah BNI," ujarnya.