- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Bisnis – Ekonom Institute for Development of Economic and Finance, Nailul Huda memproyeksikan ekonomi Indonesia di kuartal III-2022 akan melambat dibandingkan kuartal II-2022 yang tumbuh 5,44 persen.
"Kuartal III-2022 bisa lebih lambat untuk pertumbuhan ekonomi karena tidak ada moment pendorong di kuartal III," ujar Huda saat dihubungi VIVA Bisnis, Jumat 5 Agustus 2022.
Huda melanjutkan, dengan inflasi yang saat ini relatif meningkat juga dapat menekan daya beli masyarakat. Dari hal itu dampaknya akan melambatkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini 5 Agustus 2022: Global dan Antam Meroket
Adapun dengan perekonomian kuartal II-2022 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,44 persen, menurutnya merupakan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan proyeksi Pemerintah.
"Saya lihat untuk pertumbuhan triwulan ini sangat didorong oleh kondisi Ramadhan, Lebaran, dan tahun ajaran baru di mana ada peningkatan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,51 persen," jelasnya.
Sedangkan dari sisi sektoral, Huda mengatakan ada pada transportasi yang meningkat 21,27 persen. Di mana dalam hal ini libur panjang Lebaran mampu membuat pertumbuhan sektor transportasi melesat.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada kuartal II-2022 tumbuh sebesar 5,44 persen secara year on year (yoy). Sementara itu, dibandingkan kuartal I-2022 tumbuh sebesar 3,72 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) di kuartal II-2022 atas dasar harga berlaku sebesar Rp4.919,9 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan sebesar Rp2.923,7 triliun.
"Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2022 bila dibandingkan dengan triwulan I-2022 atau secara qtq tumbuh 3,72 persen. Bila di triwulan II 2021 atau secara yoy tumbuh sebesar 5,44 persen," ujar Margo.