Tren Baru Konsumen Belanja Online Ini Untungkan UMKM

ilustrasi belanja online.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Bisnis – Co-Founder and Chief Executive Officer Tokopedia Wiliam Tanuwijaya mengatakan, tren baru global saat ini adalah berkembangnya hyperlocal. Yaitu ketika konsumen khususnya belanja online, menginginkan barang yang mereka pesan bisa sampai lebih cepat dan jika memungkinkan di hari yang sama.

Tren ini, kata William, memberikan dampak positif karena dengan mendukung pengusaha lokal maka membuka lapangan kerja dan juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik.

“Karena itu ketimbang menunggu barang dari impor yang sampainya lama maka konsumen lebih memilih penjual yang bisa mengirim barang besok sampai atau dikirim di hari yang sama,” kata William webinar Hari UMKM Nasional 2022 Yang Lokal yang Juara, Jumat, 9 Agustus 2022.

Karena itu menurutnya, Tokopedia dan Goto, terus berkomitmen mendukung tren-tren global. Khususnya memastikan penggiat UMKM lokal dapat terus tumbuh dan jadi tuan rumah di negara sendiri.

“Para penggiat UKM khususnya brand-brand masa depan Indonesia dapat dilayani oleh inovasi Tokopedia yaitu menaruh barang mereka di gudang pintar Tokopedia sehingga bisa menawarkan pengalaman hyperlocal dengan lebih konsisten khususnya pengiriman lebih cepat dan harga terjangkau,” kata William.

Selain itu, penggiat UKM kuliner kuliner bisa memanfaatkan Go Food yang juga akan tersambung di aplikasi Tokopedia. Serta memanfaatkan inovasi dapur bersama untuk mengembangkan bisnis ke daerah lain di Indonesia.

Wiliam menambahkan, dalam setiap krisis ekonomi, pelaku UKM selalu jadi tonggak ekonomi Indonesia yang tangguh. Sebab penggiat UKM adalah pahlawan ekonomi nasional karena terus menciptakan lapangan kerja baru.

Belanja secara online.

Photo :
  • vstory

“Pandemi yang kita hadapi selama lebih dari 2 tahun telah mengubah banyak kebiasaan di antara kita semua. Penggiat UKM termasuk yang pertama harus beradaptasi, salah satunya dengan adopsi dan transformasi digital yang ternyata tidak hanya mampu membuat bisnis UKM bertahan, tapi justru bertumbuh. 

Wilian juga menambahkan, transformasi digital selama pandemi COVID-19 ternyata mampu membuat UMKM Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Hal itu pun semakin diadaptasi oleh konsumen.

"Yang tadinya harus menunggu pelanggan datang ke tempat usaha kita, lewat adopsi digital, mendadak tempat usaha dan produk kita ada di layar genggaman calon pelanggan, di mana saja dan kapan saja,” kata William.

“Pandemi berkepanjangan ternyata memunculkan efek domino, yaitu terhambatnya produksi masal akibat dari supply shock. Selain itu, terjadi inflasi yang tinggi, dan ancaman resesi global. Namun, pandemi juga melahirkan kesempatan dan tren baru, yaitu berkembangnya usaha lokal, usaha setempat, dan tren hiperlocal,” lanjut William.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Teten Masduki mengatakan, UMKM sebagai salah satu pilar ekonomi nasional berperan penting untuk mengoptimalkan, memulihkan, dan mengokohkan ekosistem digital di Tanah Air.

Bos Tokopedia William Tanuwijaya.

Photo :
  • Tangkapan layar.

“Hal ini menjadi dasar Presiden Jokowi untuk menghadirkan 30 juta UMKM ke ekosistem digital pada tahun 2024. Dengan lebih dari 12 juta merchant UMKM, Tokopedia merupakan salah satu bagian dari transformasi digital UMKM,” tutur Teten Masduki.

Pariwisata Hijau dan Berkelanjutan Bakal Jadi Fokus Kemenparekraf

Teten menambahkan, Presiden Jokowi mengharapkan para pelaku ekonomi untuk terus tumbuh dan berkembang, dengan memanfaatkan potensi pertumbuhan ekonomi digital. Yang, hingga tahun 2030 nanti mencapai 4.531 triliun rupiah, atau tumbuh sebanyak 8 kali lipat dari tahun 2020.

Sementara itu, menurut Bima Laga, Ketua Asosiasi e-Commerce Indonesia, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia terbilang sangat baik. Pertumbuhan itu disumbangsih secara nyata oleh e-Commerce yang mulai bermunculan di tanah air.

Berkembang Pesat, Modest Fashion Indonesia Sudah Pantas Jadi Kiblat Fesyen Dunia?

"Nah, transaksi kita secara ekonomi digital Indonesia itu masih 5 persen dari PDB, dan kita juga meyakinkan pertumbuhan itu masih akan tercapai di Indonesia tahun ini, at least sebesar 48 persen sampai 50 persen year on year menurut riset dari Bank Indonesia,” papar Bima Laga.

“Di samping itu, menurut data Google dan Temasek yang saya kutip dari tahun 2022 sampai 2025, pertumbuhan ekonomi digital masih disumbangsih oleh e-Commerce. Jadi secara ekonomi fundamental kita, saya rasa untuk growth, kita itu sudah bagus,” tutupnya.

SKENA Jadi Ajang Berbagi Wawasan Bagi UMKM
Ilustrasi produk UMKM.

Ribuan Produk Kerajinan RI Bakal Banjiri Pasar Kanada

UKM yang melakukan ekspor produknya ke Kanada tersebar dari Bali hingga Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024