Antam Catat Penjualan Rp 18,77 Triliun pada Semester I-2022

Petugas melayani pembelian emas logam mulia di Gedung Aneka Tambang, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Anggota MIND ID atau BUMN Holding Industri Pertambangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mencatatkan pertumbuhan kinerja yang stabil sepanjang periode Semester I-2022.  Hal itu dibuktikan dengan meraih capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau EBITDA sebesar Rp 3,74 triliun.

Dharma Polimetal Tebar Dividen 2023 Rp 171,29 Miliar, 28 Persen dari Laba Bersih

Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, nilai ini tumbuh 50 persen jika dibandingkan capaian EBITDA periode enam bulan pertama tahun 2021 sebesar Rp 2,49 triliun.

"Di tengah kondisi seperti ini Antam berfokus untuk mengimplementasikan kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien," ujar Syarif dikutip dari keterangannya, Senin, 5 September 2022. 

BRI Cetak Laba Rp 15,98 Triliun di Kuartal I-2024, Penyaluran Kredit Tembus Rp 1.308 Triliun

Dia menjabarkan, kondisi perekonomian dan geopolitik global serta dinamika kondisi kebijakan penanganan pandemi COVID-19 di kawasan Asia Timur sepanjang periode triwulan kedua tahun 2022 menjadi tantangan bagi Antam. 

Kondisi itu turut menyebabkan fluktuasi yang signifikan terhadap harga komoditas logam dasar (nikel) dan biaya energi (bahan bakar minyak dan batu bara). Serta memengaruhi tingkat penyerapan produk nikel di pasar domestik dan internasional.

Harga Emas Hari Ini 25 April 2024: Produk Antam Melorot, Global Bervariasi

Ilustrasi emas yang diperdagangkan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk di Makassar, Sulawesi Selatan.

Photo :
  • ANTARA Foto/ Suriani Mappong

"(Kebijakan strategis dilakukan) dengan tetap menjaga kesetabilan tingkat produksi dan upaya perluasan basis pasar penjualan produk logam dasar maupun logam mulia sejalan dengan kondisi pemulihan perekonomian global serta outlook positif komoditas logam dasar dan logam pada tahun 2022," tambahnya.
 
Menurutnya, sepanjang periode Semester I-2022, perusahaan pelat merah ini mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp 18,77 triliun. Jumlah itu tumbuh 9 persen jika dibandingkan penjualan pada periode sama 2021 sebesar Rp 17,28 triliun. 

"Di tengah tantangan dari kenaikan biaya energi, bahan baku, jasa pengangkutan serta jasa pengapalan komoditas pertambangan, pada 1H22 capaian laba kotor Antam tercatat sebesar Rp 4,03 triliun, tumbuh 27 persen year on year (YoY) jika dibandingkan laba kotor 1H21 sebesar Rp 3,17 triliun," jelasnya.

Pada akhir periode 1H22, Antam mampu menjaga soliditas struktur keuangan yang tercermin dari tingkat kas dan setara kas sebesar Rp 3,23 triliun. Tercatat sepanjang periode 1H22, Perusahaan mampu menurunkan tingkat pinjaman berbunga (interest-bearing debt). Pinjaman itu terdiri dari pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman investasi sebesar total Rp2,76 triliun.

Gedung PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam.

Photo :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

"Tingkat pinjaman ber-bunga Antam pada akhir periode 1H22 mencapai Rp4,32 triliun, turun 39% dari posisi pinjaman pada akhir periode yang sama di tahun 2021 (1H21) sebesar Rp7,08 triliun. Soliditas posisi keuangan  ini juga diapresiasi oleh pihak independen yang tercermin dari kenaikan Corporate Credit Outlook S&P Global tahun 2022 dari “B+/outlook Stabil” menjadi “B+/outlook Positif” pada bulan Juli 2022,"

Sementara itu pada Juni 2022, sejalan dengan pencapaian kinerja profitabilitas Antam dan implementasi hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2021, Antam melaksanakan pembagian dividen kepada para pemegang saham. Yaitu, sebesar Rp930,87 miliar atau 50 persen dari laba bersih Tahun Buku 2021 yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Perseroan.

"Sepanjang periode 1H22, Antam juga membukukan laba usaha sebesar Rp1,46 triliun dan total penghasilan lain-lain, bersih sebesar Rp748,62 miliar. Laba bersih periode berjalan Antam pada 1H22 mencapai Rp1,53 triliun, tumbuh 32 persen YoY dari laba periode berjalan pada 1H21 sebesar Rp1,16 triliun," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya