Wariskan Rp7,4 Triliun, Intip Sumber Kekayaan Ratu Elizabeth II

Ratu Kerajaan Inggris Elizabeth II
Sumber :
  • AP Photo/Frank Augstein

VIVA Bisnis – Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada usia 96 tahun di Kastil Balmoral, Skotlandia, Kamis 8 September 2022 waktu setempat. Sebagai Ratu penguasa Inggris, Elizabeth II tercatat memiliki harta lebih dari US$500 juta atau setara dengan Rp 7,4 triliun (Kurs 14,890) aset pribadi.

5 Negara Pemegang Hak Veto di PBB, Keputusan Internasional Ada di Tangan Mereka

Ratu Elizabeth II juga tercatat sebagai Ratu penguasa Inggris yang paling lama berkuasa, atau selama 70 tahun. Dilansir dari laman Fortune, Jumat 9 September 2022, harta Ratu Inggris tersebut akan diwariskan kepada Pangeran Charles ketika dia dinobatkan sebagai raja.

Untuk sebagian besar aset pribadi senilai US$500 itu berasal dari investasi, koleksi seni, perhiasan, dan kepemilikan real estate yang meliputi Rumah Sandringham dan Kastil Balmoral.

Piramida Sepakbola Inggris dalam Bahaya

Adapun warisan kekayaan Ratu Elizabeth II sebenarnya dimiliki oleh apa yang disebut Royal Firm, kerajaan senilai US$28 miliar. Yang dalam hal ini pernah disebut oleh anggota keluarga kerajaan Inggris seperti Raja George VI dan Pangeran Philip sebagai bisnis keluarga.

Berikut adalah rincian dari apa yang akan terjadi dengan kekayaan Ratu sekarang setelah dia meninggal.

Honda Luncurkan Motor Naked Sports Terbaru

Bagaimana ratu dibayar?

Ratu Elizabeth menerima pendapatan melalui dana pembayar pajak yang dikenal sebagai Sovereign Grant. Yang dalam hal ini dibayarkan setiap tahun kepada keluarga kerajaan Inggris.

Itu berasal dari kesepakatan yang dibuat oleh Raja George III untuk menyerahkan pendapatannya dari Parlemen untuk menerima pembayaran tahunan tetap untuk dirinya sendiri dan generasi mendatang dari keluarga kerajaan.

Awalnya dikenal sebagai Daftar Sipil, digantikan oleh Sovereign Grant pada tahun 2012. Untuk jumlah hibah itu ditetapkan menjadi lebih dari 86 juta pound pada tahun 2021 dan 2022.

Dana ini dialokasikan untuk perjalanan resmi, pemeliharaan properti, dan biaya operasi atau pemeliharaan rumah tangga Ratu Istana Buckingham.

Ratu Elizabeth II bersama anjing corgi

Photo :
  • New York Post

The Royal Firm, kerajaan senilai US$28 miliar

The Royal Firm dikenal sebagai Monarchy PLC, yang mana adalah sekelompok anggota senior dan wajah publik House of Windsor, keluarga kerajaan yang berkuasa di mana Ratu adalah kepala.

Bersama-sama, mereka mengoperasikan apa yang dapat dianggap sebagai kerajaan bisnis global yang memompa ratusan juta pound ke dalam ekonomi Inggris setiap tahun melalui acara televisi dan pariwisata.

Ratu Elizabeth II dan tujuh bangsawan lainnya adalah anggota Firma. Di antaranya, Pangeran Charles dan istrinya Camilla, Duchess of Cornwall, Pangeran William dan istrinya Kate, Duchess of Cambridge Putri Anne, putri Ratu dan Pangeran Edward, putra bungsu Ratu, dan istrinya Sophie, Countess of Wessex.

Monarki memegang hampir US$28 miliar aset real estat pada 2021, yang tidak dapat dijual. Menurut Forbes itu termasuk, The Crown Estate senilai US$19,5 miliar, Istana Buckingham US$4,9 miliar.

Kemudian Kadipaten Cornwall US$1,3 miliar, Kadipaten Lancaster US$748 juta, Istana Kensington US$630 juta, dan The Crown Estate of Scotland US$592 juta.

Ratu Elizabeth II saat menghadiri pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle

Photo :
  • istimewa

Meskipun keluarga tidak secara pribadi mendapat untung dari bisnis, tujuannya adalah untuk meningkatkan ekonomi, yang pada gilirannya dapat memberikan kekayaan kepada Windsors. Melalui liputan media gratis dan surat perintah kerajaan.

Aset tanah

The Crown Estate adalah kumpulan tanah dan kepemilikan milik monarki Inggris, yang dipegang oleh Ratu Elizabeth II. Tapi ini bukan milik pribadi yang dia miliki sendiri.

Karena itu dijalankan oleh dewan publik semi independen. Pada bulan Juni, Crown Estate mengumumkan laba pendapatan bersih US$312,7 juta untuk tahun keuangan 2021–2022 atau US$43 juta lebih banyak dari tahun sebelumnya.

“Dalam satu tahun penuh perubahan dan gangguan, portofolio kami yang beragam terus menunjukkan kekuatan dan ketahanannya melalui pengembalian kami ke dompet publik,” kata kepala eksekutif Crown Estate Dan Labbad, dalam pengumuman.

Pendanaan untuk Sovereign Grant berasal dari persentase keuntungan pendapatan, yang awalnya ditetapkan sebesar 15 persen, menurut Royal Household. Hibah ditingkatkan pada 2017–2018 menjadi 25 persen untuk mendukung pemugaran Istana Buckingham, dan seharusnya dikurangi kembali menjadi 15 persen pada tahun 2028.

Hibah tersebut digunakan untuk membayar pengeluaran resmi termasuk gaji staf, keamanan, perjalanan, rumah tangga, dan pemeliharaan. Tetapi pengeluaran pribadi Ratu dan keluarga besarnya dibayar melalui tunjangan terpisah yang disebut Privy Purse.

The Queen’s privy purse

The Queen's Privy Purse pada dasarnya adalah portofolio properti dan aset, yang telah dipercaya sejak abad ke-14. Karena memberikan pendapatan pribadi kepada Yang Mulia dari Kadipaten Lancaster.

“Pada akhir Maret 2022, Kadipaten Lancaster memiliki US$652,8 juta aset bersih di bawah kendalinya, menghasilkan surplus bersih US$24 juta. Ini berupa properti dan aset keuangan,” kata sebuah pernyataan di situs web Duchy of Lancaster.

Aset bersih tersebut tidak dibayarkan langsung kepada Ratu, tetapi kelebihan dana sebesar US$24 juta. Pendanaan ini dikenakan pajak dan digunakan terutama untuk menutupi pengeluaran yang belum ditanggung oleh Hibah Negara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya