Strategi BTN Mitigasi Risiko Kenaikan Suku Bunga Fed hingga Harga BBM

Direktur Risk Management and Transformation BTN Setiyo Wibowo.
Sumber :
  • Dokumentasi BTN

VIVA – Kenaikan suku bunga The Fed, harga bahan bakar minyak (BBM), serta tren pertumbuhan ekonomi menjadi tantangan tersendiri bagi industri jasa keuangan, khususnya Perbankan. Karena itu, strategi bisnis yang dilakukan harus tepat.

Menko Airlangga Bertemu Menteri Singapura Bahas KEK hingga Kerja Sama Ketenagakerjaan

Merespons hal tersebut PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menyebutkan perseroan telah melakukan berbagai langkah mitigasi untuk mengantisipasi tantangan itu. Sehingga pertumbuhan dan arah bisnis perseroan ditegaskan masih sesuai target hingga akhir 2022. 

Direktur Risk Management Bank BTN Setiyo Wibowo mengatakan, perseroan telah memperkirakan kenaikan harga BBM dan komoditas lain, serta peningkatan Fed Fund Rate. Sebagai antisipasi, BTN telah melakukan efisiensi melalui otomatisasi dan digitalisasi.

Pertamina Bentuk Satgas, Pastikan Kebutuhan Energi saat Idul Fitri Aman di Aceh

Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi).

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Perseroan, lanjut Setiyo, juga telah melakukan perbaikan proses bisnis dan menerapkan strategi segmentasi konsumen yang lebih baik. 

Ekonomi Digital di ASEAN Meningkat, HSBC Luncurkan Growth Fund Rp15,8 Triliun

“Kami telah melakukan berbagai strategi mitigasi berupa efisiensi dan penyaluran kredit yang prudent. Sehingga kinerja kami on-track dan sampai akhir tahun tidak ada perubahan Rencana Bisnis Bank [RBB],” jelas Setiyo di Jakarta, dikutip Jumat, 9 September 2022.. 

Lebih lanjut dia menjabarkan, strategi lainnya yang juga dilakukan BTN yakni perbaikan sisi Cost of Fund (CoF). Hasilnya sudah terlihat dalam satu tahun terakhir.

“Dalam satu tahun terakhir, BTN telah menurunkan CoF hingga sekitar 120 basis poin sehingga ini memperbaiki penawaran bunga ke nasabah kami,” tutur Setiyo.

BTN.

Photo :
  • Dokumentasi BTN.

Menurut Setiyo, BTN masih optimistis memandang pertumbuhan ekonomi ke depan, terutama di tengah penanganan pandemi yang semakin terkendali. Kebutuhan akan rumah pun masih menunjukkan peningkatan. 

“Kami perkirakan dengan ekonomi dan pandemi yang terkendali serta membaik, serta beberapa sektor telah kembali normal, maka kredit akan tetap sesuai target awal akan tumbuh di kisaran 9-10 persen,” kata Setiyo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya