Harga Minyak Dunia Turun, Begini Pandangan Sri Mulyani soal BBM

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pandangannya soal turunnya harga minyak dunia. Dia menyebut, penurunan harga minyak dunia saat ini masih ada dalam ketidakpastian. 

Daftar Sepeda Motor yang Cocok Diisi BBM Pertalite

Untuk itu, dia menilai keputusan Pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) tepat.

Ani, begitu sapaan akrabnya mengatakan, naiknya harga BBM subsidi sebesar 30 persen akan cukup untuk mengimbangi kenaikan harga minyak dunia. Karena dalam delapan bulan terakhir, harga minyak ada di atas rata-rata US$100 per barel.

Di Amerika Serikat, Sri Mulyani Bertemu CEO MCC Bahas Transportasi Publik di RI

"Sekarang kita dapat melihat bahwa harga minyak sedikit menurun tetapi kita tidak begitu yakin ke mana arahnya. Apakah akan turun dan berlanjut di sana, atau turun lagi?" kata Ani dalam acara ‘Bloomberg Recovery and Resilience: Spotlight on Asean Business’, Senin 12 September 2022.

Langkah Pemerintah Amankan Anggaran Subsidi Dinilai Sudah Cukup

Pakar Sebut Fakta Mengejutkan soal BBM Pertalite

Foto ilustrasi minyak dunia

Photo :

Menurut Ani, langkah yang diambil Pemerintah sudah cukup untuk mengamankan anggaran subsidi dan kompensasi agar tidak kembali melebar. Serta keputusan itu diambil untuk mempertahankan momentum pemulihan dengan melindungi masyarakat.

Alokasi subsidi dan kompensasi energi tahun 2022 diketahui mencapai Rp 502,4 triliun. Anggaran itu kembali berpotensi membengkak jika Pemerintah tidak menaikkan harga BBM menjadi Rp 698 triliun. Namun, jika kebijakan kenaikan harga BBM diambil, anggaran tetap akan melebar hingga Rp 650 triliun.

"Saat yang sama kami juga memastikan, bahwa anggaran kami juga akan aman dan kredibel dan berkelanjutan dalam jangka menengah panjang," jelas dia.

Ani melanjutkan, Pemerintah tetap melindungi rakyat dengan melakukan subsidi. Serta Pemerintah juga tetap menjaga pemulihan ekonomi yang sangat kuat.

"Pada saat yang sama juga menghemat dan menciptakan keberlanjutan dan kredibilitas anggaran kita sendiri karena beban subsidi sudah sangat ekstrem saat ini," paparnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya