Dinilai Solusi Atasi Kemacetan, Hunian Berbasis TOD Kian Dikembangkan

Kereta api ringan atau Light Rail Transit (LRT). (ilustrasi transit oriented development/TOD).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA Bisnis – Pengembangan kawasan hunian berbasis transit oriented development (TOD) dinilai menjadi salah satu terobosan. Khususnya, untuk mengatasi masalah kemacetan di kota-kota besar seperti Jakarta.

Mudik Tak Biasa! Pemuda Ini Ceritakan Perjalanan Mudiknya dengan Cara Nebeng Orang Lain

Pengamat Properti, Ali Tranghanda mengatakan, inovasi tersebut menjadi relevan, karena TOD membuat waktu dan aktivitas masyarakat yang bekerja di kota, menjadi tidak banyak terbuang di jalan karena macet. 

"Kalau kota semakin besar, artinya semua penduduk akan ke pinggir wilayah penyangga. Nah, warga penyangga ke Jakarta harus ada transportasi apakah MRT, LRT, ataupun kereta api. Tapi ketika masuk ke Jakarta dia harus terkoneksi dengan simpul-simpul TOD yang lebih lengkap," kata Ali dalam keterangannya, Senin 19 September 2022.

Kawal Arus Mudik Hingga Balik Lebaran 2024, PLN Siaga di Zona Utama Transportasi Publik

Proyek LRT City (salah satu proyek Adhi Commuter Properti).

Photo :
  • Dokumentasi LRT City.

Dari sisi pemanfaatan lahan, Ali menilai jika TOD ini merupakan solusi untuk penataan perkotaan. Karena mengoptimalkan fungsi lahan yang kian terbatas dan mahal, dengan basis transportasi publik di kawasannya. Hal ini menurutnya akan memudahkan mobilitas penghuni, selain mengurangi permasalahan macet hingga polusi udara di perkotaan.

Kereta Cepat Tak Bikin Pemudik Berpaling dari Shuttle Bus

Selain itu, lanjut Ali, TOD juga dianggap solusi paling mujarab mengatasi masalah kemacetan, yang kerap melanda kota-kota besar termasuk Jakarta. Dengan TOD, para pekerja dan masyarakat akan lebih mudah mengakses moda transportasi umum dari hunian tempat tinggalnya.

"Sehingga masyarakat akan memilih menggunakan moda transportasi umum ketimbang membawa kendaraan sendiri yang menyebabkan kemacetan," ujarnya.

BUMN Pun Terdorong Usung Konsep TOD
Kesadaran ini lah yang membuat Perum Perumnas semakin serius menerapkan proyek hunian berkonsep TOD tersebut. Direktur Utama Perum Perumnas, Budi Saddewa Soediro menjelaskan, cukup tingginya angka kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan (backlog) rumah, khususnya di kota-kota besar, menjadi perhatian bersama sektor properti Indonesia.

"Perumnas sebagai BUMN telah menggandeng banyak kerja sama, khususnya dalam penyediaan rumah di kota-kota besar. Salah satunya adalah dengan PT KAI dalam penyedian hunian berkonsep TOD, yang langsung nempel dengan stasiun KRL di beberapa wilayah Jakarta dan pinggiran Jakarta," kata Budi.

Dia mengatakan, dengan konsep TOD tersebut, saat ini masyarakat berkesempatan memiliki hunian terjangkau yang berada di tiga lokasi di Jakarta dan sekitarnya. Ketiga lokasi tersebut yakni Samesta Mahata Serpong di Stasiun Rawa Buntu Tangerang Selatan, Samesta Mahata Margonda di Stasiun Pondok Cina Depok, dan Samesta Mahata Tanjung Barat di Stasiun Tanjung Barat Jakarta.

Rencananya jumlah unit yang dibangun Perumnas di Samesta Mahata Serpong sebanyak 1.816 unit, Samesta Mahata Tanjung Barat sebanyak 1.216 unit dan Samesta Mahata Margonda sebanyak 940 unit yang mana telah dilaksanakan topping off.

"Konsep hunian terintegrasi transportasi massal dari Perumnas ini tidak hanya diimplementasikan pada tipe hunian rumah susun, tetapi juga pada tipe hunian rumah tapak yang terdapat pada lokasi Samesta Parayasa Bogor dan kawasan Nusa Dua Bekala Medan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya