Bahlil: Investor Wajib Kolaborasi dengan Pengusaha Lokal dan UMKM

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA Bisnis – Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menegaskan, siapapun investor yang hendak menanamkan modalnya di Indonesia wajib berkolaborasi dengan para pengusaha daerah ataupun UMKM. Ini ditegaskannya merupakan ketentuan pemerintah yang mutlak dan tidak dapat ditoleransi.

Jangan Sampai Terjerat Pinjol, Ini Tips Kelola Keuangan Lebih Cerdas

Bahlil mengakui masih banyak negara-negara calon investor yang tidak setuju akan hal tersebut. Namun pemerintah, menurutnya, akan secara tegas memberlakukannya sebagaimana yang telah dimandatkan dalam Undang-undang Cipta Kerja.

"Bahkan dalam rapat yang kami pimpin selama hampir tiga jam bersama menteri-menteri dari UK, Eropa, dan Amerika kemarin, kita sampai berdebat soal ini (kolaborasi investor dan pengusaha lokal/UMKM)," kata Bahlil dalam telekonferensi, Senin 26 September 2022.

Elon Musk Batalkan Kunjungan ke India, Ini Alasannya

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Meskipun perdebatan cukup sengit, Bahlil mengaku senang dan mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh sesama negara-negara berkembang lain seperti Afrika, Argentina, dan Brasil.

Ribuan Produk Kerajinan RI Bakal Banjiri Pasar Kanada

Karena, dengan kewajiban kolaborasi antara investor dan para pengusaha/UMKM lokal, maka hal itu akan menambah keuntungan bagi Indonesia dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat lokal di sekitar lokasi investasi.

"Kita menegaskan bahwa orang daerah harus jadi tuan di negerinya sendiri. Apalagi kita juga didukung oleh negara-negara berkembang lain seperti Brasil, Afrika, Argentina, dan negara-negara lainnya," kata Bahlil.

Dari perdebatan tersebut, Bahlil mengaku paham bahwa ada semacam superioritas antara negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Sebab, menurutnya jika dipahami secara mendalam, tidak semua negara maju ingin negara berkembang menjadi maju seperti mereka.

"Maka dalam suatu kesempatan saya protes kepada mereka. Saya katakan, apakah salah bagi kami negara berkembang untuk mengikuti jejak mereka menjadi negara-negara maju?" ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya