Erick Thohir: Total Pendapatan BUMN 2021 Capai Rp 2.292,5 Triliun

Menteri BUMN RI, Erick Thohir memberikan sambutan dalam acara Peresmian Inisiasi Program Solusi Nelayan di SPBUN 48.532.04 KUD Minu Suroyo PPS Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu, (17/9/22).
Sumber :

VIVA Bisnis – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyampaikan bahwa pendapatan seluruh perusahaan BUMN pada sepanjang 2021 totalnya mencapai Rp 2.292,5 triliun.

Kepemimpinan Perempuan di BUMN dan Cara BKI Lanjutkan Semangat Kartini

"Meningkat 18,8 persen jadi Rp 2.292,5 triliun dibandingkan tahun 2020. Angka ini sangat signifikan kalau kita bandingkan dengan APBN negara kita," kata Erick di Kementerian BUMN, Rabu 28 September 2022.

Peningkatan tersebut merupakan dampak dari transformasi dan restrukturisasi yang telah dilakukan Kementerian BUMN, terhadap seluruh BUMN sejak 2020.

Kembangkan Produk Urea dan Amonia, Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei BFI

Baca juga: Geger Kartu Mainan Akses ke Judi Online dijual di SD Tangerang

Erick menyebut, margin EBITDA yang merupakan indikasi efisiensi operasional mengalami peningkatan menjadi 20,4 persen, pada tahun 2021. Hal ini disebabkan perbaikan efisiensi pada beban operasional tidak langsung.

Bumi Resources Raih Laba Bersih US$67,63 Juta di Kuartal I-2024

Selain itu, restrukturisasi utang dan penurunan tingkat bunga pinjaman pada 2021 mengakibatkan penurunan beban bunga konsolidasi, dari semula Rp 91,5 triliun pada 2020 menjadi Rp 73,5 triliun pada 2021.

Pertumbuhan penjualan, perbaikan margin operasi, penurunan beban bunga akibat restrukturisasi, dan penurunan kerugian kurs, berhasil memberikan kontribusi positif. Di mana, hal itu mengakibatkan laba bersih 2021 naik menjadi Rp 124,7 triliun, atau meroket 838,2 persen dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 13,3 triliun.

Menteri BUMN Erick Thohir di UMKM BUMN Go Online.

Photo :
  • istimewa

Erick menambahkan, salah satu efisiensi yang berdampak signifikan adalah pembentukan klaster BUMN. Per 31 Desember 2021, jumlah BUMN menurun dari sebelumnya 108 entitas menjadi 92 entitas.

Di mana, tujuh BUMN telah diproses untuk likuidasi, sedangkan sisanya diharapkan akan terkonsolidasi menjadi 43 entitas BUMN pada akhir 2022.

"Proses klasterisasi dan perampingan ini memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja BUMN," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya