Viral Sopir Truk Kehabisan Kuota Harian Solar, Ini Kata Pertamina

Solar subsidi.
Sumber :
  • Denden Ahdani.

VIVA Binsis – Media sosial diramaikan oleh postingan di laman Instagram @andreli_48, yang mem-posting sebuah video, dengan narasi bahwa ada seorang pelanggan di SPBU Pertamina yang kehabisan saat hendak membeli solar bersubsidi.

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

"Belum mengisi solar, namun setelah di cek kuota sudah habis," sebagaimana dikutip dari postingan @andreli_48, Jumat 30 September 2022.

Padahal sebut pria yang ada dalam video itu, belum membeli solar subsidi sebanyak batas yang ditetapkan oleh Pertamina. Dia diketahui adalah sopir truk.

Usai Sepi Peminat, Pemerintah Kasih Gratis Konversi Motor Listrik

Saat dikonfirmasi, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, mengaku bahwa pihaknya belum mendapat informasi mengenai habisnya pasokan solar subsidi di SPBU manapun.

Viral Sopir Truk Ditolak SPBU Beli Solar Gara-gara Kuotanya Habis

Photo :
  • Instagram@andreli_48
Ajang JDM Funday Mandalika 2024 Bukan Sekadar Balapan Mobil Jepang

"Ini kapan kejadiannya? Tolong info dimana dan tanggalnya kapan?" kata Irto saat dihubungi VIVA, Jumat 30 September 2022.

Irto menegaskan, Pertamina terus berkomitmen mengawal distribusi bahan bakar minyak (BBM) ke seluruh penjuru daerah, terutama di wilayah 3T yakni tertinggal, terdepan, dan terluar.

Dia memastikan, Pertamina akan secara konsisten menyalurkan BBM ke SPBU, serta melalui 7.000 lembaga-lembaga penyalur yang ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan BBM.

"Kami pastikan stok BBM mencukupi dan aman hingga akhir tahun, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir soal itu," ujar Irto.

Lebih lanjut, Irto menjelaskan bahwa hingga akhir Semester I-2022, tren ICP dan kurs terus meningkat. Sehingga, hal ini juga berdampak pada potensi kenaikan harga BBM.

Ilustrasi SPBU

Photo :
  • vstory

"Namun, Pemerintah saat itu masih menahan kenaikan harga BBM, khususnya Solar, Pertalite, dan Pertamax. Akibatnya, hal tersebut berdampak pada peningkatan besaran subsidi dan dana kompensasi yang harus ditanggung oleh negara," ujarnya.

Diketahui, sebelumnya Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, telah mendesak Pemerintah untuk membuat kebijakan terkait dengan pembatasan penggunaan BBM subsidi.

"Revisi Perpres Nomor 191 tahun 2014 masih belum terbit sampai hari ini, mudah-mudahan segera diterbitkan," kata Mamit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya