Wamen Tiko Ungkap Cara RI Jadi Ekonomi Digital Terbesar di ASEAN 2030

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo.
Sumber :
  • Istimewa.

VIVA Bisnis – Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menegaskan bahwa Indonesia diproyeksikan akan menjadi ekonomi digital terbesar di ASEAN pada tahun 2030. Kala itu RI berkontribusi hingga Rp 4,531 triliun.

Misi Pemerintah Lewat Transformasi Digital Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2% di 2024

Hal tersebut ditegaskan Kartika saat menghadiri Dentsu Connect di Jakarta. Penegasan itu sejalan dengan tema Dentsu Connect 2022 yaitu The Era of Connected Universe, yang mengulas bagaimana saat ini BUMN berupaya untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi melalui digitalisasi.

“Saat ini kami senang meng-create konsumen baru melalui digital platform. Salah satu platform yang kami kembangkan saat ini adalah Superapp Livin by Mandiri. Dukungan OJK untuk membolehkan aplikasi ini menawarkan multi product menjadikan Livin by Mandiri salah satu superapp dengan fungsi dan konsep yang unik,” ujar Wamen BUMN II yang akrab disapa Tiko, dikutip Selasa, 4 Oktober 2022.

Startup Lokal Ini Ingin Menyuburkan Benih Revolusi

Wamen BUMN Kartika Wirjoatmojo (Kanan) dan Menteri BUMN Erick Thohir

Photo :
  • Sherly/VIVAnews

Ia juga menekankan bagaimana BUMN saat ini membuka peluang bagi para brand untuk menjual dan mengiklankan produknya melalui aplikasi Livin. Selain aplikasi Livin, beberapa aplikasi lainnya seperti Ferizy, KAI Access, PLN Mobile, My Pertamina, My Telkomsel, Peduli Lindungi, juga menjadi wujud dukungan BUMN untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi tanah air melalui digitalisasi.

Mendagri Tito Karnavian: RUU DKJ Wujud Upayakan Jakarta Jadi Kota Kelas Dunia

Di sisi lain, transformasi digital telah menjadi pusat perhatian sebagai salah satu dari tiga pilar prioritas Kepresidenan G20 Indonesia, yang menggarisbawahi potensi ekonomi digital dalam waktu dekat.

Sejalan dengan visi tersebut, Tiko menjelaskan, berbagai inovasi Kementerian BUMN yang tak hanya pada pengembangan Superapp, tetapi juga mendukung kemudahan akses internet masyarakat di wilayah 3T. Dia mencontohkan, hal ini diimplikasi pada upaya Telkomsel yang telah memperluas pembangunan tower-nya hingga mencapai 44.206 tower di seluruh Indonesia.

“Saat ini seluruh daerah di Indonesia hingga rural area angka penetrasi internetnya terus meningkat. Contohnya Vidio.com, tidak seperti Netflix atau Disney Hot-star, Vidio memiliki mayoritas pengguna di rural area, hal ini menunjukkan tren digitalisasi yang sangat borderless. Mendukung hal ini, Telkomsel sudah membangun puluhan ribu tower di seluruh Indonesia untuk membuat internet dapat diakses secara seamless,” ujar Tiko.

Tren inovasi industri saat ini yang sangat konsumer sentris membuat kompetisi startup di Indonesia semakin ketat. Oleh karenanya, Tiko membeberkan beberapa fakta menarik soal dukungan Kementerian BUMN bagi keberlangsungan startup di Indonesia.

Gedung Kementerian BUMN. Foto ilustrasi.

Photo :
  • VIVA/Andry Daud

“Sebelumnya Indonesia sangat bergantung pada investor luar negeri, saat ini BUMN akan berupaya mendukung startup melalui sejumlah Venture Capital yang kami naungi. Beberapa program dijalankan untuk menjaring startup yang antusias untuk kami dukung, seperti melalui program Hackathon pada BUMN Startup Day, BRI Ventures, Mandiri Capital, Merah Putih Fund, dan masih banyak lagi,” tambahnya.

Di saat market digital di Indonesia sudah terbangun, saat ini BUMN mendorong agar produk digital juga berkembang di berbagai sektor. Seperti di sektor logistik, kesehatan, edu-tech, agri-tech, dan telemedisin.

“Saat ini BUMN mulai bekerja sama dengan perusahaan di sektor swasta karena kami ingin proses digitalisasi ini diverse dan harapannya bisa membangun traffic yang besar. Jangan sampai Indonesia didominasi oleh aplikasi asing”, ujarnya.

Tiko juga menekankan bahwa saat ini BUMN akan terus berupaya untuk mendekatkan diri dengan startup dan swasta, selain itu pihaknya menekankan perlunya dukungan marketeer atau para pegiat pemasaran di Indonesia untuk mampu melahirkan inovasi-inovasi yang mendukung upaya digitalisasi, tanpa meninggalkan aspek offline dari aktivasi brand itu sendiri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya