Luhut Tegaskan RI Tak Akan Ikuti Kesalahan Negara Maju Genjot Perekonomian

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Sumber :
  • istimewa

VIVA Bisnis – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, Indonesia tidak akan mengikuti kesalahan negara maju dalam mendongkrak perekonomiannya. Apalagi dengan mengabaikan kelestarian lingkungan dan akhirnya menyebabkan krisis iklim.

8 Negara dengan Tingkat Kemiskinan Terendah di Dunia

Luhut menegaskan, Pemerintah berkomitmen untuk mendorong akselerasi proses transformasi ekonomi menjadi lebih hijau menuju low carbon economy berbasiskan dekarbonisasi dan transisi energi. Sehingga pertumbuman ekonomi yang dihasilkan bisa berkelanjutan.

"Indonesia akan fokus untuk menghindari kesalahan negara-negara maju dalam strategi pertumbuhan mereka terdahulu yang tidak berbasiskan low carbon sehingga krisis iklim terjadi," katanya dalam Webinar Ancaman Resesi Global: Transisi Ekonomi Hijau di Persimpangan Jalan, Senin, 24 Oktober 2022.

Sri Mulyani Bertemu Menkeu Selandia Baru, Ini yang Dibahas

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan

Photo :
  • YouTube RGTV channel ID

Luhut menjelaskan, Pemerintah juga aktif mendorong konsep common but differentiated responsibilities (CBDR) atau prinsip tanggung jawab bersamaan dengan bobot yang berbeda) terhadap krisis iklim dunia.

Asia Business Council, Menko Airlangga Yakinkan Komitmen Indonesia Mempercepat Pembangunan Ekonomi

Menurut Luhut, tingkat emisi CO2 per kapita Indonesia ada di level 2,3 ton per kapita, masih jauh di bawah rata-rata global yang mencapai sebesar 4,5 ton per kapita. Angkanya pun jauh di bawah negara-negara maju seperti Amerika Serikat yang sudah mencapai 14,7 ton per kapita.

"Artinya diperlukan inisiatif pengurangan emisi yang berkeadilan di tataran global di mana negara-negara maju harus memikul tanggung jawab yang jauh lebih besar dalam kontribusi penghentian krisis iklim yang kita hadapi," katanya.

Indonesia sendiri telah mengumumkan Enhanced NDC (Update NDC) yang lebih ambisius di mana target penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia dengan kemampuan sendiri meningkat ke 31,89 persen. Sedangkan target dengan dukungan internasional meningkat ke 43,20 persen.

Namun, Luhut menegaskan, meski targetnya terus bertambah, tetapi semua upaya dan strategi pencapaian tidak boleh mengganggu pertumbuhan ekonomi. "Ini sangat penting. Jadi saya ulangi apapun yang kita lakukan tidak boleh mendistorsi pertumbuhan ekonomi kita ke depan," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/tangkapan layar

Karena itu, Luhut mengungkapkan bahwa ada sejumlah upaya yang akan dan tengah dilakukan Indonesia. Salah satunya elektrifikasi industri dan sistem ekonomi salah satunya dengan kebijakan kendaraan listrik (EV).

Saat ini kata Luhut, Pemerintah sedang menyiapkan bauran kebijakan yang terintegrasi terkait nilai ekonomi karbon. Termasuk carbon market dan carbon tax yang dapat mencapai dua tujuan, yaitu menurunkan emisi dan mengakselerasi monetisasi dari potensi blue carbon economy.

"Perlu ada keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan transisi energi. Sebagai contoh pembangunan Kaltara Industrial Estate akan menggunakan energi terbarukan berupa hydropower sebagai tulang punggung suplai energi industri tersebut," katanya. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya