Pesan Menteri Basuki ke Insinyur Pembangun Jalan: Musuh Utama Itu Air, Kuasai Ilmunya

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Sumber :
  • Dok. PUPR

VIVA Bisnis – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan beberapa tahun terakhir ini, fenomena La Nina mengakibatkan cuaca ekstrem di Indonesia, terutama saat musim hujan. Sehingga Indonesia harus bisa menghasilkan infrastruktur, termasuk jalan yang lebih tangguh dan tahan bencana. 

Progres Pembangunan Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 1 Capai 83,85 Persen

Hal itu disampaikan Basuki di hadapan para Road Engineer atau Insinyur Jalan saat membuka seminar internasional ‘Climate Change, Resilience, and Disaster Management For Roads’ di Yogyakarta

"Terutama karena musim hujan sekarang durasinya lebih pendek tapi intensitasnya lebih besar karena perubahan iklim," kata Basuki dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa 22 November 2022.

Pemprov Bali Bantah Komersialisasi Ritual Melukat Bagi Delegasi WWF

Ia melanjutkan, pembangunan infrastruktur saat ini berfokus pada 3 hal yaitu kualitas, keberlanjutan lingkungan, dan estetika. Basuki menegaskan, insinyur jalan harus menguasai ilmu hidrologi.

"Dalam pembangunan jalan dan jembatan juga mengacu pada 3 hal itu, terutama drainasenya. Karena musuh utama pembangunan jalan itu hanya air, air, dan air. Makanya road engineer juga harus menguasai ilmu hidrologi," ujarnya. 

Rey Mbayang Nyaris Meninggal saat Diving di Papua, Tabung Oksigen Bocor dan Kejang-kejang

Ilustrasi jalan tol layang

Photo :
  • Dok. Jasa Marga.

Menteri Basuki melanjutkan, pada sisi struktural pembangunan jalan, Kementerian PUPR berkonsentrasi pada empat strategi utama. Di antaranya yaitu berfokus pada pengembangan dan rehabilitasi sistem drainase dan pengelolaan banjir dengan kapasitas jalan yang lebih tinggi, memperkuat kemantapan lereng dan menerapkan perlindungan lereng untuk mencegah keruntuhan lereng pada jaringan jalan.

Lalu, membangun perkerasan jalan yang lebih tahan lama untuk menghadapi musim hujan yang lebih lama, serta melindungi jembatan dan jalan dari kerusakan gerusan akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrem.

Sementara pada sisi non-struktural, Kementerian PUPR berkomitmen untuk terus memanfaatkan transformasi digital untuk proyek konstruksi yang lebih efisien dan cerdas.

"Kami menerapkan penggunaan Building Information System (BIM) di proyek-proyek jalan tol kami, seperti di Tol Semarang Demak. Pemanfaatan data meteorologi dari BMKG juga menjadi dasar dalam merespons risiko bencana terkait hidrometeorologi pada infrastruktur jalan," ucapnya. 

Bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian PUPR juga berkomitmen membentuk satuan tugas tanggap darurat untuk menjaga agar infrastruktur termasuk jaringan jalan tetap terhubung dan berfungsi setelah terkena bencana bencana. 

"Untuk bencana alam, kita menjadi sub sistem dari BNPB. Yang rusak ringan dan sedang diberikan bantuan stimulan oleh BNPB, sedangkan yang rusak berat dan relokasi dibangun oleh PUPR," katanya.

Penanganan Gempa Cianjur

Jalan Nasional Cianjur-Cipanas bersih dari longsoran.

Photo :
  • Dok. Kementerian PUPR

Seperti halnya pada penanganan dampak gempa Cianjur siang hari kemarin, lanjut Basuki, pihaknya bersama BNPB telah melakukan penanganan untuk membuka konektivitas jalur Jakarta-Cianjur yang tertutup longsoran. 

"Ada 2 lokasi yang kena longsoran, masing-masing sepanjang 100 meter dan 40 meter. Jam 6 tadi sudah selesai dibersihkan dan sudah bisa dilewati," katanya. 

Menteri Basuki juga sudah bertemu dengan Wakil Bupati Cianjur agar pemda bisa menyiapkan tanah untuk relokasi. 

"Ada sekitar 2.272 rumah yang rusak. Rumah yang rusak berat serta fasilitas umum seperti sekolah, masjid, gereja, kantor-kantor pasti akan kita bangun kembali seperti di Semeru dan Sulawesi Tengah," tutupnya. 

Turut hadir Sekretaris Jenderal PIARC Patrick Mallejacq, Presiden REAAA Kim Sun-Hwang, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR sekaligus Ketua HPJI Hedy Rahadian, Prof. Andrew Quinn dari Universitas Birmingham, dan Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja.

Seminar ini diselenggarakan oleh asosiasi jalan dunia PIARC (Permanent International Association Road Congresses) bersama Kementerian PUPR, Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI), dan Road Engineering Association of Asia and Australasia (REAAA).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya