Rupiah Kembali Menguat ke Level Rp 15.646 per Dolar AS

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat pada perdagangan Jumat pagi, 25 November 2022. Terpantau pukul 09.11 WIB, rupiah menguat sebesar 19 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp 15.646 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp 15.665 per dolar AS.

Indonesia dan UEA Sepakat Tinggalkan Dolar AS Dalam Transaksi Bilateral

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir, rupiah ada di angka Rp 15.647 per dolar AS.

Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, prospek ekonomi global akan melambat dan berpengaruh terhadap Indonesia. Namun, pemerintah belum perlu melakukan extra effort, sebab pemerintah masih mampu menjaga perekonomian dalam negeri.

Nilai Tukar Rupiah Melemah Bikin Harga Motor Yamaha Ikut Naik?

"Tidak ada pemangku jabatan yang mengatakan Indonesia akan alami resesi, kondisi yang suram. Namun ada kesamaan pandangan bahwa kondisi global cukup berat maka perlu ada kehati-hatian," kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat 25 November 2022.

Ilustrasi rupiah dan dolar AS.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Bank Indonesia: Modal Asing Masuk Rp 22,84 Triliun Imbas Kenaikan Suku Bunga

Menurut Ibrahim, jika pemerintah salah mengambil keputusan maka akan berdampak fatal terhadap proses pemulihan ekonomi. "Sedangkan kunci untuk menghadapi gejolak tersebut adalah sinergi dan koordinasi," jelasnya,

Ibrahim menilai, dari aksi Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 5,25 persen, merupakan langkah yang tepat. Karena kenaikan suku bunga itu untuk meredam inflasi dan bukan hanya sekedar meredam pelemahan nilai tukar.

"Tetapi kenaikan suku bunga juga bisa meredam inflasi. Artinya pengetatan demand, menurunkan demand, dalam rangka untuk mengurangi tekanan inflasi," ujarnya.

Menurutnya, hal terpenting dalam menghadapi gejolak ekonomi globa sinergitas antara kebijakan moneter dan fiskal. Instrumen kebijakan fiskal dan moneter harus difokuskan untuk menjaga inflasi pada titik keseimbangan.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 15.640-Rp 15.690," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya