Menteri ESDM Beberkan 2 Poin Khusus Kebijakan Energi Hasil Kesepakatan G20

Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/tangkapan layar

VIVA Bisnis – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, ada dua poin khusus terkait energi yang disepakati para pemimpin negara dalam KTT G20 kemarin. Keduanya yakni, mempercapat dan memastikan transisi energi yang berkelanjutan, adil, dan terjangkau, serta memastikan investasi yang inklusif bagi upaya-upaya transisi energi. 

Target Rampung 2025, Pupuk Kaltim Mulai Revamping Pupuk Tertuanya

"Peta jalan transisi energi telah disepakati menjadi panduan untuk mencari solusi mencapai stabilitas pasar energi. Mengambil momentum KTT G20 dan Hari Listrik Nasional, hendaknya menjadi motivasi kita semua untuk mendorong transisi energi," kata Arifin dalam acara Indonesia National Electricity Day 2022, Selasa 29 November 2022.

Ilmuwan China Ciptakan Pengisi Daya Nirkabel yang Aman untuk Tubuh Manusia

Arifin berharap, sektor ketenagalistrikan di Indonesia bisa segera bertransformasi, untuk menyediakan energi bersih yang andal, ramah lingkungan, dan menjangkau seluruh masyarakat di tanah air. 

"Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan efisiensi perlu terus didorong untuk menjaga ketahanan energi sekaligus mewujudkan kemandirian energi jangka panjang," ujarnya.

Transaksi Kendaraan Listrik di SPKLU Melonjak 5 Kali Lipat

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mendukung penuh upaya-upaya mengonsolidasikan lini energi dari hulu hingga hilir di Tanah Air, demi transisi energi. Hal ini penting dilakukan untuk mendorong kemandirian energi yang akan berimbas pada kesejahteraan masyarakat. 

"Kita harus membangun ekosistem yang kondusif untuk berkolaborasi dan berinvestasi," kata Darmawan.

Dalam upaya ini, PLN telah berkomitmen melalui Rancangan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang paling hijau sepanjang sejarah. Yakni dengan target 51,6 persen tambahan pembangkit berbasis EBT, atau sekitar 20,9 GW hingga 2030 serta membangun ekosistem kendaraan listrik dalam negeri.

"Pemanasan global adalah masalah kita bersama. Jadi mari kita berkolaborasi, menyelaraskan derap langkah kita agar kita bisa maju bersama," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya