Ikut Andil ke Inflasi, BPS Ungkap Sebab Harga Beras Kerap Naik

- ANTARA FOTO/Khairizal Maris
VIVA Bisnis – Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Setianto melaporkan, salah satu penyumbang inflasi di November 2022 adalah komoditas beras, yang turut andil sebesar 0,37 persen secara month-to-month (mtm).
Dia mengatakan, dalam empat bulan terakhir ini, memang terdapat sejumlah hal yang membuat harga beras kian merangkak naik, sehingga kerap berkontribusi pada inflasi di setiap bulannya.
"Seperti misalnya akibat efek musiman berupa penurunan produksi beras menjelang akhir tahun, serta dampak dari penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM)," kata Setianto dalam telekonferensi, Kamis 1 Desember 2022.
Baca juga: Sri Mulyani: Risiko Ekonomi Dunia Berubah dari Ancaman Pandemi Menjadi Finansial
Dia menambahkan, berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional, per hari ini harga beras premium naik sebesar Rp 150 menjadi Rp 12.910 per kilogram (kg).
Hal itu juga turut diikuti dengan kenaikan harga pada beras medium, yang naik Rp 140 menjadi Rp 11.320 per kg. "Harga tersebut merupakan harga rata-rata nasional di tingkat konsumen," ujar Setianto.
Sementara, berdasarkan data sebaran wilayah kenaikan harga beras, Setianto melaporkan bahwa harga beras tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp 16.400 per kg. Sementara harga beras terendah yakni di Nusa Tenggara Barat, yakin sebesar Rp 11.080 per kg.