Jaga Ketahanan Ekonomi di Tengah Ancaman Resesi 2023, Pemerintah Soroti Ini

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Mofest Conference Indonesia 2045.
Sumber :
  • istimewa

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, apa yang menjadi sorotan Pemerintah dalam upaya menjaga motor perekonomian pada 2023. Hal ini penting di tengah badai resesi yang menghantui.

Asia Business Council, Menko Airlangga Yakinkan Komitmen Indonesia Mempercepat Pembangunan Ekonomi

Sri Mulyani menjabarkan investasiakan dijaga bisa bertahan tumbuh di atas 5 persen. agar ketahanan ekonomi Indonesia terjaga di tengah kenaikan suku bunga global karena inflasi tinggi dunia.

"Ini yang akan kami lihat pada 2023, apakah investasi bisa tumbuh tetap terjaga di atas 5 persen karena kemarin pada triwulan III-2022 sudah tumbuh 4,9 persen. Itu dekat sekali dengan 5 persen," kata Sri Mulyani dalam acara "Kompas100 CEO Forum 2022" yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat, 2 Desember 2022.

5 Negara yang Pasok Senjata Terbesar ke Israel untuk Lawan Iran, AS Jadi yang Terbesar

Ilustrasi arah investasi

Photo :
  • Pixabay

Kemudian menurutnya, kenaikan suku bunga acuan di global maupun di domestik tentunya akan berdampak ke perekonomian Indonesia, utamanya pada tahun depan. Apalagi, Bank Indonesia baru menaikkan suku bunga acuan pada menjelang akhir tahun ini.

Asia Business Council 2024, Menko Airlangga Kasih Bukti Ketahanan Ekonomi Indonesia

Kebijakan kenaikan suku bunga acuan cepat atau lambat akan bertransmisi kepada suku bunga perbankan. Naiknya suku bunga perbankan tentunya akan memengaruhi keinginan pengusaha untuk berekspansi karena sudah mulai tingginya bunga pinjaman.

"Teman-teman perbankan nanti yang akan lihat pertumbuhan kredit kepada dunia usaha apakah akan tetap terjaga atau tidak. Apakah nanti perusahaan-perusahaan akan tetap melakukan penawaran perdana saham supaya penanaman modal dan investasi itu tetap terjadi," tuturnya.

Ekspor-Impor

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Selain investasi, Sri Mulyani menyebutkan konsumsi yang memiliki porsi hingga 57 persen dari produk domestik bruto (PDB) juga harus tetap dijaga tumbuh di atas 5 persen untuk menghadapi gejolak global tahun depan. Karenanya Pemerintah terus mendorong daya beli masyarakat agar tetap terjaga di tengah inflasi yang meningkat.

Tak hanya investasi dan konsumsi, ekspor yang pada tahun ini tumbuh sangat tinggi pun akan diperhatikan pada tahun depan, karena pada 2023 terdapat potensi resesi global yang kemungkinan membuat harga komoditas dan permintaan ekspor tidak setinggi tahun ini. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya