Rupiah Melemah Pagi Ini, Ada Potensi Penguatan Didorong Sejumlah Faktor

Uang dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Senin pagi, 12 Desember 2022. Terpantau pukul 09.14 WIB rupiah melemah sebesar 12 poin atau 0,36 persen ke posisi Rp 15.595 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp 15.583 per dolar AS.

Indonesian Rupiah Exchange Rate Increases

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau Jumat sore, mematok rupiah di angka Rp 15.587 per dolar AS.

Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, saat ini pasar keuangan tengah merespons positif atas konfirmasi Pemerintah bahwa defisit APBN akan berada di bawah 3 persen tahun ini. Hal itu karena penerimaan yang sangat moncer dan kinerja ekonomi membaik. 

Stafsus Bantah Erick Thohir Perintahkan BUMN Borong Dolar AS, Ini Penjelasannya

"Kinerja pertumbuhan ekonomi yang moncer sepanjang tahun berjalan menjadi salah satu alasan kuat, pertumbuhan ekonomi akan di bawah 3 persen. Selain itu, kinerja penerimaan negara pun memiliki prospek yang baik, terutama pajak," kata Ibrahim dalam risetnya, Senin 12 Desember 2022.

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020).

Photo :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir
Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Ibrahim menuturkan, pada 6 Desember 2022 penerimaan pajak telah mencapai sekitar Rp 1.580 triliun. Jumlah itu telah melampaui target senilai Rp 1.485 triliun sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) 98/2022.  

"Capaian itu memang sesuai perkiraan, karena pada Oktober 2022 penerimaan pajak telah mencapai Rp 1.448,2 triliun atau 97,5 persen dari target. Jika menghitung rata-rata capaian per bulannya, target akan terlampaui setidaknya pada November 2022," jelasnya.

Menghitung uang kertas rupiah pecahan 100 ribu (ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Selain itu kata Ibrahim, realisasi belanja negara akan mengikuti tren yang selama ini ada, yakni di atas 95 persen. Dengan belanja yang tidak mencapai 100 persen dan penerimaan yang melampaui target otomatis akan membuat defisit APBN lebih rendah dari perkiraan.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif. Namun, ditutup menguat direntang Rp 15.550-Rp 15.630," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya