Hilirisasi Nikel Tingkatkan Nilai Tambah Ekspor, Produksi Makin Dioptimalkan

Aktivitas pertambangan di Maluku Utara yang melakukan ekspor bijih nikel.
Sumber :
  • ANTARA Foto/Abdul Fatah

VIVA Bisnis – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memberlakukan aturan yang melarang ekspor bauksit, setelah sebelumnya melakukan pelarangan serupa pada komoditas nikel. Meskipun dikecam dan dilaporkan ke World Trade Organization (WTO) terkait hal itu, namun Pemerintah Indonesia pun mengajukan banding atas langkah strategis yang dinilai telah memberikan keuntungan bagi negara tersebut.

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

Bahkan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mencatat, nilai tambah ekspor hasil hilirisasi nikel usai adanya pelarangan ekspor tersebut telah mencapai US$ 33 miliar atau setara Rp514 triliun (asumsi kurs Rp 15.595 per US$), pada periode Januari-Oktober 2022.

Ilustrasi smelter nikel.

Photo :
  • Istimewa
Progres Pembangunan Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 1 Capai 83,85 Persen

Karenanya, dalam upaya mendukung optimalisasi nilai tambah ekspor hasil hilirisasi nikel tersebut, PT Hillconjaya Sakti yang bergerak di bidang holding jasa pertambangan dan konstruksi, menandatangani Letter of Intent (LOI) dengan dua perusahaan tambang nikel. Keduanya yakni PT Sarana Mineralindo Perkasa (SMP) dan PT Adhi Kartiko Pratama (AKP) terkait, yang berkomitmen untuk memaksimalkan kinerja produksi dari tambangnya masing-masing.

Direktur Utama Hillcon, Hersan Qiu berharap, upaya ini akan mampu mendorong pencapaian target produksi dari kedua proyek tambang tersebut, hingga sebesar 6 juta wet metrik ton (WMT) per tahun atau senilai US$ 60 juta. Hal itu dinilai akan turut berkontribusi dalam pencapaian nilai tambah ekspor hasil hilirisasi nikel tersebut.

Bea Cukai Lakukan Uji Coba Modul Vehicle Declaration dalam Sistem CEISA 4.0

"Kami optimis mampu memproduksi nikel ore dengan kadar 1,5 persen ke atas baik di AKP dan SMP," kata Hersan dalam keterangannya, Minggu, 25 Desember 2022.

Hersan mengungkapkan, Hasil tambang dari AKP dan SMP kemungkinan besar akan diserap oleh smelter-smelter di sekitar wilayah tersebut. Hal itu mengingat lokasi SMP berada satu daerah dengan PT Stardust Estate Investment (SEI), dan AKP yang juga berdekatan dengan smelter PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) di Morosi, Sulawesi Tenggara.

Selain mendapatkan komitmen dari dua perusahaan tambang nikel tersebut, di bidang konstruksi Hillcon sebelumnya juga meraih kontrak proyek infrastruktur, di kawasan industri Stardust Estate Investment (SEI) senilai US$123 juta. "Nilai proyek dan kontrak kerja sama pembangunan pelabuhan mulai berlaku pada 2023," ujar Hersan.

Melalui anak usaha PT Hillconjaya Sakti, Hillcon juga memperoleh kepercayaan dari PT Satya Amerta Havenport (SAH), perusahaan pengelola pelabuhan di dalam kawasan industri SEI untuk mengerjakan proyek infrastruktur nikel di Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah. Hersan mengemukakan, kerja sama ini semakin menegaskan posisi Hillcon, sebagai salah satu pemain utama industri nikel di Tanah Air.

"Hillcon memiliki potensi pertumbuhan bisnis yang baik seiring posisi Indonesia sebagai produsen nikel terbesar di dunia. Dengan adanya kerjasama ini, kami optimistis mampu mengembangkan bisnis dan meningkatkan kinerja Hillcon," ujarnya.

Ilustrasi Smelter nikel.

Photo :
  • vstory

Diketahui, Kawasan Industri SEI merupakan kawasan industri modern dengan bidang usaha utama di industri nikel, yang berada di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Kawasan ini memiliki tenant yang akan menempati kawasan tersebut, yaitu PT Gunbuster Nickel Industry (1,8 juta ton/tahun ferronikel), PT Nadesico Nickel Industry (1,8 juta ton/tahun ferronikel), dan PT Ideon Nickel Industry Satu (150 ribu ton/tahun ferronikel).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya