Tahan Resesi, Ini Sektor Usaha yang Punya Prospek Cerah di 2023

Ilustrasi sektor keuangan RI.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA Bisnis – Sejumlah sektor usaha di Indonesia diyakini masih memiliki prospek cerah pada 2023. Meskipun kini kian marak berbagai proyeksi ancaman resesi ekonomi dan gejolak ekonomi global.

Soal Kasus Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Menteri ESDM Buka Suara

Laporan Market Outlook 2023 yang disusun Financial Expert Ajaib Sekuritas menyebut, terdapat beberapa sektor pilihan yang berpeluang untuk mengalami akselerasi, di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global saat ini hingga beberapa periode ke depan.

"Kami melihat sektor keuangan, metal mining dan consumer, dan telekomunikasi, cukup memiliki prospek dan ketahanan yang baik," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih kepada VIVA Bisnis, Kamis, 12 Januari 2023.

Senegal Punya 2 Ibu Negara, BW Walk Out dari Sidang MK

"Terlihat adanya potensi IHSG untuk bergerak di atas level 7.000-7.200 pada tahun 2023 ini," sambungnya.

Ilustrasi aktivitas perbankan

Photo :
  • U-Report
5 Ramalan Jayabaya yang Terjadi di Tahun 2024, dari Bencana Alam hingga Situasi Politik

Untuk sektor keuangan, Ratih mengatakan bahwa sektor ini berpotensi diuntungkan, akibat masih kokohnya daya beli masyarakat. Hal ini tercermin pada pertumbuhan penyaluran kredit secara nasional pada November 2022, yang tumbuh 10,8 persen secara year-on-year (yoy). "Dan diproyeksikan masih akan berlanjut, seiring dengan akselerasi pertumbuhan ekonomi domestik," kata Ratih.

Secara historis, satu tahun sebelum diselenggarakannya pemilu, sektor keuangan selalu mengalami penguatan seperti misalnya pada pemilu tahun 2009, 2014 dan 2019. Adapun saham-saham unggulannya misalnya seperti BBCA atau BBRI.

Sementara untuk sektor consumer, Ratih menjelaskan bahwa sektor ini berpotensi menguat pada tahun 2023 akibat terdorong oleh beberapa faktor. Diantaranya yakni daya beli masyarakat yang cukup resilient, dan kenaikan upah minimum pada tahun 2023. Lalu ada pula faktor kenaikan anggaran subsidi dari pemerintah, efek domino menjelang tahun politik 2024, dan penurunan harga komoditas. Saham-saham unggulannya misalnya seperti INDF, AMRT.

Kemudian, untuk sektor metal mining, Perppu No.2 tahun 2022 tentang Cipta Kerja dinilai akan membawa investasi langsung ke Indonesia. Salah satunya adalah untuk meningkatkan hilirisasi mineral logam, seiring peningkatan target investasi di tahun 2023 sebesar 16,7 persen oleh Kementerian Investasi/BKPM. Sehingga targetnya menjadi Rp 1.400 triliun, dari Rp 1.200 triliun di tahun 2022. Saham-saham unggulannya yakni seperti MDKA, ANTM.

Di sektor telekomunikasi, sektor ini akan sangat menarik menjelang pemilu, seiring trafik pengguna layanan internet yang akan meningkat. Pasalnya, platform online digunakan sebagai ruang publik, untuk menyalurkan aspirasi. Secara historis, sektor telekomunikasi menguat pada satu tahun sebelum pemilu, seiring dengan pesatnya pertumbuhan penetrasi internet. Bahkan, data BPS mencatat 62,10 persen populasi di Indonesia telah mengakses internet hingga tahun 2021.

"Angka tersebut melesat dibanding tahun 2020, yang sebesar 53,73 persen dari total populasi. Saham-saham unggulannya yakni seperti EXCL, ISAT," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya