Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik, Freeport Pacu Hilirisasi Tambang Lewat Smelter Manyar

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas.
Sumber :
  • Repro video.

VIVA Bisnis – PT Freeport Indonesia (PTFI) akan memacu hilirisasi tambang lewat Smelter Manyar di Gresik. Hal ini demi mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Rampung Juni 2024, Menteri ESDM: Divestasi Saham Freeport Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas mengatakan, peralihan tren dunia ke moda transportasi tenaga listrik rendah emisi demi mewujudkan energi bersih, telah meningkatkan permintaan tembaga dunia.

Hal itu seiring dengan meningkatnya permintaan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV), dan pengembangan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).

Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapat 61 Persen Saham Freeport Indonesia, Meski Alot Negosiasinya

"Ke depan, konsumsi tembaga untuk kendaraan listrik dan energi terbarukan akan meningkat pesat. 65 persen tembaga di dunia digunakan pada aplikasi penghantar listrik," kata Tony dalam keterangannya, Senin, 16 Januari 2023.

Kunjungan Media ke Proyek Smelter Freeport Indonesia di Gresik.

Photo :
  • Istimewa.
Jokowi Tegaskan Freeport Bukan Milik Amerika Lagi, tapi Indonesia

Ia menjelaskan, kendaraan listrik menggunakan tembaga empat kali lebih banyak dibandingkan kendaraan konvensional. Sedangkan teknologi energi terbarukan menggunakan tembaga 4-5 kali lebih banyak dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Karenanya, Smelter Manyar yang tengah dibangun PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik ini akan menjadi salah satu bagian dari ekosistem kendaraan listrik.

Keberadaan smelter tembaga dengan design single line terbesar di dunia ini diakui Tony juga selaras dengan komitmen perusahaan, untuk mendukung agenda percepatan pengembangan industri hilir dan transformasi ekonomi nasional.

"PTFI akan terus memastikan kesinambungan pembangunan Smelter Manyar," ujarnya.

Tony menambahkan, komitmen ini juga diperkuat dengan agenda pemerintah untuk menciptakan ekosistem electric vehicle (EV) yang terintegrasi, dan membutuhkan lebih banyak tembaga dari dalam negeri.

Konstruksi Smelter Capai 51,7 Persen

Smelter Manyar telah mencapai progres konstruksi 51,7 persen pada akhir Desember 2022, dengan biaya investasi yang telah dikeluarkan sebesar US$1,63 miliar atau setara Rp 25 triliun dari total nilai investasi sebesar US$3 miliar atau sekitar Rp42 triliun.

Capaian ini sesuai dengan kurva-S dari rencana kerja proyek yang telah disetujui Pemerintah. Konstruksi fisik seluruhnya akan selesai pada akhir 2023, yang dilanjutkan dengan Pre-Commissioning dan Commissioning pada awal 2024, dan akan mulai produksi pada bulan Mei 2024.

Smelter Manyar sendiri diketahui memiliki kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) konsentrat tembaga per tahun, dan akan menghasilkan 600.000 ton katoda tembaga per tahun.

"Walaupun aktivitas ini sempat terhalang oleh pandemi, saat ini kami telah mencapai kemajuan yang sangat signifikan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya