Airlangga Tetap Pede Ekonomi RI 2023 Tumbuh 4,7-5,3 Persen Meski Sepertiga Ekonomi Global Resesi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia/tangkapan layar.

VIVA Bisnis – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tumbuh positif di kisaran 4,7 persen-5,3 persen pada 2023. Meskipun, sepertiga ekonomi dunia diperkirakan akan mengalami resesi tahun ini.

Sri Mulyani Prediksi Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,17 Persen

International Monetary Fund (IMF) diketahui baru-baru ini memproyeksikan bahwa sepertiga ekonomi global akan mengalami resesi pada 2023. Sebab laju ekonomi AS, Uni Eropa, dan China terlihat melambat.

"Di tahun 2023,  walaupun sepertiga ekonomi dunia akan mengalami krisis. Indonesia dikatakan masih cukup optimis dengan pertumbuhan diharapkan bisa di kisaran 4,7 persen sampai 5,3 persen," kata Airlangga dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda Tahun 2023, Selasa, 17 Januari 2023.

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Butuh 6,7 Juta Ton Beras per Tahun

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Airlangga mengatakan, meski demikian Indonesia juga akan terus mewaspadai hal tersebut. Karena diprediksi ekonomi global akan melambat dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 2,9 persen.

Survei di Atas 50 Persen, Elite Golkar Dorong Ridwan Kamil Maju Pilgub Jabar Ketimbang Jakarta

"Ekonomi global melambat dari 2,9 persen di tahun 2022 ini akan turun ke sekitar 1,7 persen. Oleh karena itu bapak presiden meminta kita untuk waspada," ujarnya.

Airlangga melanjutkan, atas hal itu dia mengingatkan kepada kepala daerah untuk mengoptimalisasi belanja pusat dan daerah. Sebab dengan optimalnya belanja akan meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri.

Selain itu, Menko Airlangga juga menyoroti atas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang tengah marak terjadi baru-baru ini. Khususnya PHK yang terjadi pada industri tekstil dan alas kaki.

"Industri di tekstil alas kaki itu mengalami demand mulai sedikit turun dan mulai terjadi PHK di beberapa provinsi antara lain di Jawa Barat. Sehingga tentu program-program pemberdayaan menjadi penting," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya