Pemerintah Dongkrak Bauran Sumber EBT hingga 31 Persen pada 2030 Antisipasi Krisis Energi

- U-Report
VIVA Bisnis – Dalam upaya menjaga ketahanan energi dan mewujudkan ekonomi hijau di Indonesia, Pemerintah tengah gencar melakukan upaya transisi energi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan, dalam Presidensi G20 lalu, Pemerintah bahkan telah menghasilkan sejumlah kerja sama pembiayaan dan investasi di sektor energi, khususnya energi baru terbarukan (EBT).
Hal ini misalnya dapat terlihat dari sejumlah kerja sama, misalnya seperti Partnership for Global Infrastructure and Investment, Asia Zero Emission Community (AZEC), Just Energy Transition Partnership (JETP), dan Millennium Challenge Corporation (MCC) Compact.
“Transisi energi menjadi upaya sekaligus komitmen pemerintah untuk mengantisipasi krisis energi ke depan. Pemerintah telah meningkatkan bauran sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di tahun 2025, hingga 31 persen di tahun 2030," kata Airlangga dalam keterangannya, Selasa, 24 Januari 2023.
Airlangga juga menyampaikan, Pemerintah akan terus mendorong berbagai kebijakan di sektor energi, salah satunya biodiesel B35 yang akan diimplementasikan di bulan Februari nanti. Hingga pertengahan tahun 2022, tercatat kapasitas pembangkit listrik EBT telah mencapai 2.576 megawatt, atau meningkat sekitar 5 persen per tahunnya dalam lima tahun terakhir.
"Upaya tersebut masih perlu diakselerasi, bersamaan dengan upaya lain dalam transisi energi, seperti misalnya transisi PLTU menjadi PLT non-fosil," ujarnya.
Dia menambahkan, dengan banyaknya danau dan laut di Indonesia, hal itu juga menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia, dalam transisi energi berbasis hydro karena cost pembebasan lahan di danau dan laut jauh lebih murah daripada membebaskan lahan di daratan.