Gubernur BI Akui Masih Empot-empotan Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui, saat ini pihaknya masih empot-empotan atau bersusah payah untuk menjaga stabilitas mata uang rupiah terhadap dolar AS. Sebab pada 2022 lalu, mata uang rupiah hampir menembus level Rp 16.000 per dolar AS.

Nilai Tukar Rupiah Melemah Bikin Harga Motor Yamaha Ikut Naik?

Perry mengatakan, melonjaknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS itu karena kebijakan the Fed untuk menurunkan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuannya.

"Tapi sekarang kan sudah mulai agak mereda tempo hari 115, 112 indeks dolar terhadap mata uang lain, sekarang 108,105,106. Penguatannya agak berkurang, bukan melemah. Jadi BI masih empot-empotan? Ya iyalah, memang tugasnya BI," kata Perry dalam telekonferensi, Rabu, 25 Januari 2023.

Cadangan Devisa RI Maret Turun Jadi US$136,2 Miliar Buat Bayar Utang dan Stabilisasi Rupiah

Uang kertas rupiah dan dolar AS. (ilustrasi gaji pekerja muda)

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Perry mengatakan, untuk saat ini mata uang rupiah sudah berada di bawah Rp 15.000. Karena pada 2022 lalu rupiah sempat bertahan di kisaran Rp 15.500 per dolar AS.

Rupiah Melemah Tertekan Fed Tunda Pangkas Suku Bunga hingga Konflik Timteng Memanas

"Alhamdulillah rupiahnya sudah di bawah Rp 15.000, kuat-kuatan aja. Kalau tahun lalu ditanya intervensinya banyak? Ya banyak, tapi sekarang alhamdulillah sudah dibawah Rp 15.000," jelasnya.

Adapun pada perdagangan pagi tadi, Rabu, 25 Januari 2023, terpantau pukul 09.14 WIB rupiah melemah sebesar 37 poin atau 0,30 persen ke posisi Rp 14.925 per dolar AS. Itu jika dibandingkan pada penutupan sebelumnya atau kemarin, senilai Rp 14.888 per dolar AS.

Sebelumnya, Perry Warjiyo mengungkapkan penyebab penguatan rupiah terhadap dolar AS di awal tahun 2023. Ia menjelaskan, pihaknya mencatat penguatan rupiah hingga sebesar 3,18 poin secara point to point dan 1,20 persen sampai 18 Januari 2023.

"Penguatan tersebut didorong oleh aliran modal masuk (capital inflow) ke pasar keuangan domestik," kata Perry dalam konferensi pers di kantornya, Kamis, 19 Januari 2023.

Dia mengatakan, hal itu sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga. Termasuk, imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik, dan ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya