Pacu Hilirisasi, Manuver RI di WEF Bakal Dorong Investasi Industri Hijau

Ilustrasi arah investasi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Bisnis – Kalangan pengusaha menyambut positif upaya Pemerintah dalam melakukan perluasan kerja sama dengan berbagai negara, guna meningkatkan investasi. Hal itu khususnya untuk program-program bersifat hilirisasi, yang berorientasi pada energi dan industri hijau ramah lingkungan.

Pemerintah Harus Antisipasi Kebijakan Ekonomi-Politik Imbas Perang Iran-Israel

Direktur Utama PT Ceria Nugraha Indotama (PT CNI), Derian Sakmiwata, selaku bos perusahaan tambang mengaku, pihaknya sangat mengapresiasi usaha pemerintah yang terus mengupayakan peningkatan investasi dalam berbagai forum internasional, termasuk pada perhelatan World Economic Forum di Davos, Swiss.

Dia mengatakan, dalam usaha meningkatkan program hilirisasi khususnya yang berorientasi pada energi ramah lingkungan, investasi menjadi kunci agar program dan target yang dicanangkan pemerintah dapat berkembang dengan baik.

Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

World Economic Forum.

Photo :
  • Dokumentasi Kominfo.

"Dukungan pemerintah sangat dibutuhkan, agar kami pengusaha yang sudah melaksanakan program hilirisasi dengan memanfaatkan energi terbarukan terbantu dengan masuknya investor baru," kata Derian dalam keterangannya, Rabu, 25 Januari 2023.

Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan Hingga Stabilitas Geopolitik

Dia menjelaskan, saat ini PT Ceria Nugraha Indotama tengah mengembangkan total empat line Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) sebesar 72 MVA secara bertahap, dengan total produksi per tahun sebesar 252 ribu ton feronikel di kadar 22 persen.

"Tahap pertama 1 line RKEF 72MVA ditargetkan rampung pada tahun 2024 mendatang," ujar Derian.

Selain itu, Derian mengatakan bahwa pihaknya juga berencana membangun pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL), yang total produksinya mencapai 103 ribu ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun dengan kandungan 39 persen nikel dan 4 persen kobalt. "Setara dengan 40 ribu metrik ton logam nikel dan 4.100 metrik ton cobalt," kata Derian.

World Economic Forum 2023.

Photo :
  • Dokumentasi Greenhope.

Ke depannya, Derian memastikan bahwa pihaknya juga akan meningkatkan kapasitas HPAL sehingga mencapai 300 ribu ton MHP (kandungan logam nikel sebanyak 120 ribu metrik ton). Selanjutnya, PT CNI juga sedang melakukan studi kelayakan, untuk pengolahan dan pemurnian lanjutan untuk mengolah FeNi dan MHP yg telah diproduksi menjadi produk nikel untuk bahan baku baterai.

"Kami terus berupaya mendukung program hilirisasi pemerintah dengan memanfaatkan energi ramah lingkungan, sehingga hadirnya investor baru diharapkan dapat mempercepat proses pembangunan dan peningkatan produksi sehingga kontribusi kami kepada negara juga meningkat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya